Golkar Beri Rekom BHS-Taufiqulbar
PAN Tetap Koalisi dengan PDIP
SIDOARJO, Jawa Pos – Bambang Haryo Soekartono (BHS) dipasangkan dengan M. Taufiqulbar. Itu rekomendasi sekaligus formulir B1KWK atau surat dukungan dari DPP Partai Golkar yang diserahkan ke keduanya di Jakarta kemarin (31/8). Dengan demikian, dalam pilkada mendatang, Golkar resmi mendukung mereka.
Ketua DPD Golkar Warih
Andono menyebut keputusan Golkar sudah bulat. Selain Golkar, PKS dan PPP menyerahkan dukungan mereka untuk BHS.
Menurut Warih, total partai yang mengusung BHS dan Taufiqulbar sementara ini ada lima partai, yakni Golkar, Gerindra, PPP, PKS, dan Demokrat. Golkar 4 kursi, Gerindra 7 kursi, PKS 4 kursi, Demokrat 2 kursi, dan PPP 1 kursi. Sudah 18 kursi. Sementara itu, Nasdem digadang akan menyusul. Dengan begitu, dia memprediksi hanya akan ada tiga pasangan calon yang nantinya bersaing di Pilkada Sidoarjo. Yakni, kubu BHSTaufiqulbar, PDIP, dan PKB.
Sebelumnya, Taufiqulbar diusulkan PAN untuk mendampingi calon dari PDIP. Dengan munculnya rekomendasi Golkar untuk Taufiqulbar, PAN tidak lagi mendukung Taufiqulbar.
Ketua DPD PAN Dzul Himam menyebut tidak masalah Taufiqulbar tidak lewat PAN. Sebab, Taufiqulbar bukan kader partainya. Namun, PAN tetap berkoalisi dengan PDIP. Bahkan,
Himam menyebut selain berkoalisi dengan PDIP, partainya berkoalisi dengan Gerindra. ”Kami koalisi PDIP, PAN, dan Gerindra,” katanya.
Artinya, menurut dia, BHS tidak mendapatkan rekomendasi dari Gerindra. Rekom Gerindra, ungkap dia, adalah Mimik Idayana.
Namun, Mimik bukan untuk bacabup. Melainkan bacawabup. Lantas, siapa bacabupnya? Himam menyebut W1-nya adalah calon yang mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP.
Baik Bahrul Amig maupun Kelana Aprilianto. ”Siapa pun yang direkomendasikan, kami tetap koalisi suara ke PDIP,” ujar Himam.
Himam menyebutkan, besok (2/9) rekomendasi tersebut bakal turun. Baik dari PDIP, PAN, maupun Gerindra. Surat rekomendasi langsung turun berupa pasangan. Jika benar, total ada 21 kursi pada koalisi tersebut. Dengan begitu, hanya tersisa pasangan dari PKB. Namun, sampai saat ini rekomendasi PKB belum turun.