Jawa Pos

Jajaki Penambahan Pemakaian HNFC

Untuk Menekan Risiko Kematian Pasien Covid-19 di Jatim

-

SURABAYA, Jawa Pos – Berbagai upaya dilakukan Satgas Covid-19 Jatim untuk menekan mortalitas (tingkat kematian) pasien yang terpapar virus korona. Terbaru, satgas mengkaji perangkat yang paling efektif untuk mencegah risiko kematian.

Satgas Covid-19 Jatim baru saja melakukan analisis mortalitas pasien positif virus korona. Hasil analisis sementara, penggunaan HNFC dianggap efektif menyembuhk­an pasien. Karena itu, satgas menjajaki penambahan penggunaan perangkat untuk terapi oksigen bagi pasien tersebut.

Berdasar hasil analisis mortalitas, persentase pasien sembuh pasca menggunaka­n HNFC mencapai 52,41 persen. Sementara itu, yang menggunaka­n ventilator sebanyak 33,3 persen. Sisanya, hingga kini masih dirawat. ”Penggunaan HNFC memiliki tingkat case fatality rate (CFR) rendah,’’ kata tim pakar Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril.

HNFC dinilai efektif untuk terapi oksigen. Perangkat tersebut bisa meningkatk­an saturasi oksigen dalam tubuh pasien yang terpapar Covid-19. Dengan begitu, peluang pasien untuk sembuh sangat tinggi. ”Otomatis, mampu menekan angka kematian pasien di Jatim,’’ ucap dr Jibril.

Karenaitup­ula,selamabebe­rapapekan terakhir,pemprovmem­beliHNFCcu­kup banyak.Perangkatt­ersebutdid­istribusik­an kerumahsak­itrujukany­angmembutu­hkan. Memang tidak semua pasien berakhir sembuh.Adayangmas­ihmenjalan­iperawatan­danberubah­menggunaka­nventilato­r.

Yang juga dianalisis satgas adalah tingkat mortalitas para tenaga kesehatan di wilayah Jatim. Hingga akhir Agustus, tercatat ada 27 dokter yang meninggal akibat terpapar virus korona.

Kasus dokter meninggal karena Covid-19 terjadi di 14 daerah. Paling banyak terjadi di Surabaya (10 dokter). Berikutnya Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Sampang, dan Malang Raya. Dari jumlah itu, mayoritas terjadi pada dokter umum (70,4 persen). Sisanya, dokter spesialis dan PPDS.

Ketua Tim Satgas Covid-19 Jatim Rumpun Kuratif dr Joni Wahyuhadi menegaskan, dari hasil analisis tersebut, mayoritas dokter yang terpapar ternyata tidak menangani pasien virus korona. Mereka bertugas di poli umum dan tertular pasien yang terpapar. ”Ini patut diwaspadai dan dicarikan solusi,’’ ucapnya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Moh. Adib Khumaidi meminta Pemprov Jatim memberikan perlindung­an bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia