Perpanjangan Tiga Hari untuk Pilkada Calon Tunggal
Pilbup Sidoarjo, PKB Rekomendasi Gus Muhdlor-Subandi
JAKARTA, Jawa Pos – Pilkada dengan calon tunggal berpotensi kembali terjadi di beberapa daerah. Meski belum ditetapkan secara resmi oleh KPU, hal itu bisa terlihat dari sistem informasi pencalonan (silon).
Di Kabupaten Kediri, misalnya, peluang pilkada calon tunggal sangat terbuka. Sebab, pasangan Hanindhito Himawan-Dewi Maria Ulfa yang sudah mendaftarkan diri memiliki bekal rekomendasi dari sembilan partai politik. ”Borongan” partai itu sekaligus menutup kans calon lainnya. Di sisi lain, tidak ada calon dari jalur perseorangan
Indikasi serupa juga terjadi di Kota Semarang. Pasangan Hendrar Prihadi-Hevearita menyapu bersih dukungan dari sembilan parpol. Fenomena serupa terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Bengkulu Utara, Kebumen, Ngawi, dan Pandeglang. Kemudian, Sumbawa Barat, Kutai Kartanegara, Kota Gunung Sitoli, Kota Pematang Siantar, dan Kota Balikpapan. Sebelumnya, Perludem memprediksi ada 36 daerah dengan calon tunggal.
Komisioner KPU I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan di mana saja akan terjadi pilkada calon tunggal. Sebab, jajaran KPU di 270 daerah masih menunggu pendaftaran hingga tadi malam. ”Tahapan pendaftaran masih berlangsung hari ini sampai pukul 24.00 (tadi malam),” ujarnya kepada
Jawa Pos kemarin.
Raka memperkirakan, data rekapitulasi terkait di mana saja pilkada dengan calon tunggal baru diperoleh KPU pada hari ini (7/9). Rencananya, KPU menggelar rapat koordinasi dengan jajaran yang terdapat calon tunggal.
Mekanisme jika pendaftaran hanya diikuti satu bakal calon sudah diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) No 13 Tahun 2018 tentang Pencalonan. Komisioner KPU Hasyim Asy’ari mengatakan, jika hanya ada satu calon, KPU setempat akan memperpanjang masa pendaftaran.
Perpanjangan tersebut bersifat wajib meskipun secara kalkulasi sudah tidak ada potensi partai lain yang mengusung calon. ”Tetap dilakukan perpanjangan tiga hari ya,” ujarnya. Perpanjangan itu, lanjut dia, akan dibuka kembali setelah tiga hari sebelumnya dilakukan sosialisasi pencalonan.
Dengan skema tersebut, masa sosialisasi dibuka mulai hari ini (7/9) hingga Rabu (9/9). Sedangkan pendaftaran kembali dibuka pada Kamis (10/9) hingga Sabtu (12/9).
Hasyim menjelaskan, selama masa sosialisasi dan perpanjangan pendaftaran, koalisi partai diperbolehkan membongkar ulang dukungannya dan mengusung calon lain. Dengan begitu, terbuka peluang munculnya calon tambahan. Namun, jika hingga perpanjangan tetap hanya punya satu calon, KPU menetapkan pilkada dengan calon tunggal.
”Pilkada jalan terus,” imbuhnya. Paslon akan menjalani verifikasi administrasi, tes kesehatan, dan sebagainya sebelum ditetapkan.
Dalam pilkada calon tunggal, pemilih akan disodori kotak kosong sebagai alternatif pilihan. Jika merasa tidak cocok dengan satu-satunya calon yang ada, pemilih dipersilakan mencoblos kotak kosong.
Sementara itu, di Sidoarjo, Jawa Timur, pasangan Ahmad Muhdlor Ali-Subandi resmi mendaftar ke KPU setelah salat Isya tadi malam (6/9). Keduanya jadi bapaslon yang mendaftar terakhir. Dengan demikian, total ada tiga bapaslon yang bakal bersaing di pilkada Sidoarjo. Yakni, Bambang Haryo Soekartono (BHS)-M. Taufiqulbar, Kelana Aprilianto-Dwi Astutik, dan Muhdlor-Subandi.
Komisioner Divisi Teknis Miftakul Rohma menyebut, semua persyaratan pendaftaran dinyatakan lengkap dan diterima. Selanjutnya, pihaknya memberikan surat pengantar untuk pemeriksaan kesehatan ke RS dr Soetomo. Hari ini pukul 07.00 keduanya melakukan swab ulang. ”Kalau positif, tidak berpengaruh pada syarat calon. Tapi istirahat selama 12 hari,” kata Mifta. Jika negatif, pada 8 dan 9 September, mereka ikut pemeriksaan kesehatan jasmani, rohani, dan narkoba.
Pendaftaran Muhdlor-Subandi pada menit terakhir bukan tanpa alasan. Rekom dari DPP PKB juga baru disampaikan ke mereka siang kemarin di kantor DPC Sidoarjo. Sebab, menurut Wakil Ketua DPW PKB Jawa Timur Anik Maslachah, keputusan untuk menentukan bapaslon yang maju di pilkada Sidoarjo tidak sederhana. Ada tiga nama besar yang diusulkan. Yakni, Achmad Amir Aslichin, Muhdlor, dan mantan Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Surmawan. ”Ketiganya, bagi DPP, sama-sama qualified, baik dari hasil survei elektabilitas maupun lainnya,” kata Anik. Karena itu, diskusinya sangat dinamis.
Ahmad Muhdlor bertekad merangkul semua elemen yang kemarin berkontraksi begitu keras jelang rekom. ”Pertama kita konsolidasi, berkumpul, saya yakin semua pengurus partai, saya yakin akan menurut semua keputusan DPP, itu harga mati,” ucapnya. Kedua, dirinya ingin seluruh pengurus NU mulai DPC sampai ranting bersama menjamin dan berusaha keras agar Sidoarjo tetap hijau. ”Kami selaku yang mendapat mandat harus berusaha merangkul semuanya, membuka dengan lapang dada, dan memahami kondisi psikologis mereka,” katanya.
Saat ini, Muhdlor menyebut sudah ada 14 ribu relawan yang akan membantu menyukseskan. ”Kita akan tingkatkan 20 ribu relawan,” ucapnya.