Dokter Style Elvis Presley Itu Berpulang karena Covid-19
SURABAYA, Jawa Pos – Kabar duka menyelimuti dunia kesehatan. Salah seorang dokter spesialis penyakit dalam khusus kanker Prof Dr dr Boediwarsono Sp PD KHOM berpulang kemarin (6/9).
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dr Brahmana Askandar mengonfirmasikan bahwa almarhum kali terakhir dirawat sebagai pasien Covid-19 di ruang ICU RS Darmo.
”Ada komorbid atau penyakit penyerta. Tapi, saya nggak bisa bilang komorbidnya apa. Beliau adalah dokter ke-9 di Surabaya yang meninggal karena Covid-19,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin.
Brahmana menjelaskan, kali terakhir sebelum meninggal, almarhum masih aktif berpraktik sebagai dokter ahli penyakit dalam. Tidak berpraktik di ruang isolasi Covid-19
”Semua dokter selalu punya kemungkinan tertular dari siapa pun. Mulai pasien, keluarga pasien, hingga teman. Bisa dari mana pun. Masyarakat saja rentan tertular, apalagi dokter yang memerankan tugas merawat pasien. Pasti risiko terpaparnya lebih tinggi,” terangnya.
Dia membenarkan bahwa saat ini istri almarhum juga dirawat di ICU. Brahmana menuturkan, Surabayabegitukehilangansosok dokter sekaligus guru besar UniversitasAirlangga(Unair)yangluar biasa. Boediwarsono merupakan sosokyangmemilikijiwapendidik danpenolongyangbesar.”Menurut saya,beliauadalahsosokyangsangat berdedikasi dan telaten dalam mengajardanmembantumuridmuridnya dari seluruh Indonesia, termasuk saya,” ungkapnya.
Kabar duka meninggalnya dr Boediwarsono juga dibenarkan Direktur RS Darmo dr Sulung Budianto. Dia mengungkapkan bahwa sudah lebih dari 30 tahun almarhummerawatdanmenangani pasien di RS Darmo. Selain itu, almarhummembukapraktiksendiri di kawasan Jalan Diponegoro.
Sejak 25 Agustus lalu, almarhum yang meninggal pada usia 75 tahun dirawat bersama sang istri di rumah sakit tersebut sebelum mengembuskan napas terakhir kemarin pukul 04.45. Sulung mengenang almarhum sebagai sosok yang unik dan berciri khas dengan style nyentrik. Selain itu, almarhum dikenal sangat rajin sekaligus berkomitmen tinggi terhadap pelayanan pasien dan dunia pendidikan. ”Saya kan juniornya. Beliau selalu menyampaikan bahwa merawat pasien itu harus dengan hati,” kenangnya.