Ujian Balet Daring dengan Protokol Ketat
SURABAYA, Jawa Pos – Sejak tiga minggu lalu, siswa-siswa yang belajar balet di Marlupi Dance Academy melakoni ujian daring secara bergantian. Sebagaimana yang terlihat pada hari terakhir pelaksanaan ujian kemarin (6/9). Sejak siang, mereka datang ke studio balet sesuai dengan jadwal. Satu sesi ujian dibatasi hanya enam sampai tujuh siswa.
”Biasanya satu studio bisa muat sampai 30 siswa. Tapi, sekarang harus dibatasi. Orang tua pun hanya bisa mengantar anaknya sampai di depan. Nggak boleh masuk,” ujar Marlupi Sijangga, pendiri Marlupi Dance Academy. Hal itu dilakukan agar tak terjadi kerumunan dan saling berdempetan.
Marlupi mengungkapkan bahwa ujian dengan metode daring baru kali pertama dilakukan di sana, sejak akademi itu berdiri 63 tahun lalu. Siswasiswa dijadwalkan untuk bergantian datang ke studio dengan izin orang tua. Mereka lantas mempraktikkan gerakangerakan balet yang diujikan. Sementara itu, Fifi Sijangga yang bertindak sebagai penguji menonton gerakan tersebut lewat aplikasi live Zoom dari Jakarta. ”Tahun-tahun sebelumnya kami selalu undang penguji dari Beijing dan London untuk datang ke Surabaya. Tahun ini mau nggak mau harus online dengan penguji lulusan dari Royal Academy of Dance London,” terangnya.
Marlupimenyebutkan,tantanganutama ujian jarak jauh adalah jaringan internet.
Saat koneksi tiba-tiba kurang baik, siswa harus mengulang gerakan agar bisa disaksikan secara utuh oleh penguji.
Selain itu, suhu tubuh siswa dicek sebelum masuk ruangan. Mereka pun mengenakan masker dan mengatur jarak selama ujian berlangsung. Semua petugas di sana wajib mandi, ganti baju, dan cuci tangan setelah bepergian dari luar.
”Soal disiplin dengan protokol kesehatan, itu memang harus cerewet. Selama pandemi, siswa berlatih online di rumah masing-masing. Mereka datang lagi ke studio, ya baru pada saat praktik lewat Zoom ini. Kalau nggak ada ujian, sayang sama pelajaran yang sudah didapatkan siswa selama ini,” paparnya.