Bukan Hanya ASN, Guru Juga Di-Swab
Permintaan Rapid Test Meningkat
SIDOARJO, Jawa Pos – Bukan hanya aparatur sipil negara (ASN) yang mendapat fasilitas swab. Guru di Sidoarjo pun bakal mendapat perlakuan serupa. Sebelum mengajar, para pendidik harus dipastikan terbebas dari virus korona jenis baru (Covid19). Pemerintah tidak ingin ada guru yang positif Covid-19 saat berhadapan dengan siswa.
’’Sedang kami bahas prosedur swab untuk mereka,’’ kata Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman.
Hingga kemarin (6/9), pembahasan tersebut masih berjalan. Bahkan, dinkes juga telah mengusulkan ke pusat untuk menambah kapasitas pemeriksaan swab bagi para guru.
Setidaknya dalam waktu tiga hari, ada pemeriksaan khusus untuk para pendidik tiap pekan. Dengan begitu, mereka semua bisa menjalani swab hingga jadwal sekolah ditentukan. Tidak ada yang terlewat.
Guru masuk menjadi prioritas pemeriksaan swab karena mereka bakal berhubungan dengan anak-anak saat sekolah sudah diizinkan buka. Selain itu, banyak temuan guru positif Covid-19 di wilayah lain.
Dengan adanya pemeriksaan itu, kondisi para guru bisa diketahui secara pasti. Jika ada yang positif, pelacakan bisa dilakukan dengan cepat untuk menemukan para pihak yang kemungkinan tertular. Selain itu, dapat dilakukan upaya pemutusan dengan cara isolasi.
’’Kami akan meminta daftar guru yang ikut swab,’’ tegas Syaf.
Selain pemeriksaan swab, akhir-akhir ini permintaan rapid test ke dinkes meningkat tajam, terutama di lingkungan pondok pesantren. Juga, di instansi yang tidak semua pegawai mengikuti swab. Mereka juga belum mengikuti rapid test.
Dalam sepekan terakhir, ada lebih dari seribu permintaan rapid test. Pihak dinkes pun berupaya untuk memenuhi semua permintaan itu. Tapi, ada kendala yang dihadapi.
Jumlah alat untuk rapid test terbatas. Saat ini alat rapid test di dinkes tinggal 2.200 buah. Peruntukannya pun sudah jelas. Yakni, untuk para warga yang tengah berbadan dua. Ibu hamil yang akan melahirkan juga masuk prioritas rapid test.
Yang usia kehamilannya sudah memasuki minggu ke38 wajib menjalani pemeriksaan untuk menentukan proses persalinan.
’’Jika ada yang reaktif dan akhirnya di-swab positif, persalinannya harus ditangani dengan prosedur khusus,’’ ucap Syaf.
Hingga saat ini, setidaknya sudah ada dua ibu hamil yang dinyatakan positif. Mereka pun menjalani persalinan dengan tim khusus yang semuanya menggunakan alat pelindung diri (APD).