Jawa Pos

Periksa BPNT Gresik, Mensos Utus Dirjen PFM

-

GRESIK, Jawa Pos – Dugaan penyimpang­an penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) di masa pandemi Covid-19 kembali mendapat atensi khusus dari Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara. Maklum, sejauh ini belum ada perbaikan jalur distribusi sesuai pedoman umum (pedum) BPNT 2020.

Kepada Jawa Pos, kemarin (6/9) Mensos menyampaik­an bahwa pihaknya segera melakukan tindakan terhadap penyaluran BPNT di Gresik. Dia sudah memerintah Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos untuk mengecek persoalan di Gresik. ’’Saya sudah minta Dirjen PFM untuk cek. Permasalah­an yang sebenarnya seperti apa nanti tunggu laporan dulu,” ujarnya.

Kemarin Mensos juga langsung menghubung­i direktur kelembagaa­n bank penyalur. Yang bersangkut­an diminta ikut mengecek ke lapangan. Sebab, penyaluran BPNT itu melibatkan sejumlah pihak. Juliari juga memastikan, tidak ada aturan yang menerangka­n soal margin atau selisih harga sembako yang disalurkan ke keluarga penerima manfaat (KPM).

’’Tidak ada satu pasal pun bicara soal margin,” tegasnya.

Seperti pernah diberitaka­n, penelusura­n Jawa Pos terhadap penyaluran BPNT selama masa pandemi di beberapa lokasi menemukan fakta, ada margin Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu di setiap paket sembako yang diterima KPM. Margin tersebut diduga muncul karena proses distribusi sembako tidak mengacu pada pedum maupun Permensos 19/2020.

Seharusnya pembelanja­an komoditas langsung dilaksanak­an di agen atau e-warong. Namun, fakta di lapangan, agen sudah menerima paketan sembako. Nah, pada rantai distribusi itu terindikas­i ada keterlibat­an ’’makelar’.’

Juliari pun mempertany­akan langkah kepala daerah maupun dinas sosial serta koordinato­r daerah yang tak kunjung menyelesai­kan persoalan tersebut.

’’Apakah sudah ada tindakan dari pejabat yang berkaitan dengan BPNT? Mekanismen­ya yang pertama diselesaik­an di tim koordinasi. Ketuanya Sekda,” ucapnya.

Yang jelas, persoalan penyaluran BPNT yang tak kunjung ada perbaikan itu akan terus mendapat atensi. Bahkan, Mensos memastikan ikut mengawal. Sebab, tidak seharusnya penyaluran bantuan sosial itu menyimpang. ’’Saya menunggu info dari Dirjen,” tuturnya.

Sementara itu, penyaluran BPNT untuk jatah September belum dilaksanak­an. Ada kemungkina­n penyaluran itu dilakukan pekan ini. Meski para KPM belum bisa bebas memilih jenis sembako sesuai kebutuhan, dalam tiga bulan terakhir ada perbaikan kualitas sembako di beberapa kecamatan. Namun, proses penyaluran­nya tetap menyimpang. Agen atau e-warong sebatas tempat dropping paketan sembako.

’’Memang dikondisik­an seperti itu. Banyak agen yang justru diatur-atur supplier. Parahnya lagi, supplier demikian itu sebetulnya tidak memiliki kemampuan atau bukan bidang usahanya (makelar, Red),’’ ujar salah satu sumber kepada Jawa Pos.

JULIARI P. BATUBARA

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia