Jawa Pos

Bentuk Tim Khusus Covid-19 ASN

Tes Tahap Kedua Sasar 850 Pegawai

-

SIDOARJO, Jawa Pos- Banyaknya aparatur sipil negara (ASN) yang terpapar virus korona jenis baru (Covid-19) membuat pemerintah mengambil langkah nyata. Mereka membentuk tim khusus untuk menangani Covid19 di lingkungan ASN. Tim gabungan tersebut dibentuk untuk mempermuda­h tracing bagi para pejabat dan pegawai yang positif korona.

Selama ini, pihak dinkes pun mengaku kesulitan melakukan tracing. Terutama pada para pegawai yang terpapar covid. Untuk mengetahui agenda dan pergaulan mereka setiap saat butuh waktu cukup lama.

Sedangkan untuk para pejabat setingkat kepala dinas yang terpapar covid proses pelacakan relatif lebih mudah. Dengan mengecek jadwal kegiatan mereka, para pihak yang kontak erat dapat diketahui. “Untuk tingkat eselon empat dan lainnya kami belum mengetahui secara detail,” kata Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarm­an Sp. Pros. Sebab, data swab gelombang pertama yang memeriksa sekitar 800 orang itu pun tidak semua data pegawai terperinci. Tidak ada bidang pekerjaan dan posisi mereka.

Data hanya merekam mereka sebagai ASN dan warga Kota Delta. Sehingga, saat hasil menunjukka­n positif covid, para pihak harus melakukan pelacakan dengan bertanya pada banyak orang. Mereka yang tidak kontak erat pun bisa menjadi sasaran tracing.

Sehingga hal itu membuat proses pelacakan kurang efektif. “Untuk tahap dua nanti data lebih terperinci dan detail,” kata Syaf. Sebab itu, para pihak yang masuk dalam tim khusus itu cukup lengkap.

Tidak hanya terdiri dari dinkes saja. Tapi juga ada tim dari inspektora­t, badan kepegawaia­n daerah (BKD) dan pihak pemkab. Mereka bakal membuat data para ASN yang akan mengikuti swab tahap dua. Tidak sekadar berisi nama. Tapi juga instansi dan bidang kerja mereka.

Mereka yang ada dalam data tersebut masuk prioritas pemeriksaa­n. ASN yang brlum terdata tidak dapat melakukan swab. Sama seperti tahap pertama, penentuan peserta swab diserahkan ke masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).

Rencananya swab tahap dua tersebut dilakukan pada pekan depan. Diikuti para pejabat dan staf. Dengan harapan, tidak banyak yang terpapar virus korona.

Pada tahap pertama lalu, ada 40 orang yang dinyatakan positif covid. Delapan diantarany­a merupakan pejabat eselon II. Menjabat sebagai kepala dinas dan juga staf ahli. Mereka semua telah menjalani isolasi mandiri. Kondisinya tanpa gejala. Tidak ada yang dirawat di rumah sakit. “Sekarang keadaannya lebih baik lagi,” tegas Syaf.

Selain ASN, guru juga masuk prioritas untuk pemeriksaa­n swab. Tahap awal akan ada 500 guru yang diperiksa. Pihak dinkes bakal meminta dikbud untuk menentukan para guru yang bakal ikut swab.

Kebijakan penentuan diserahkan pada dinas yang menaungi para guru. Dengan berbagai pertimbang­an yang ditetapkan. “Mungkin dipilih guru yang risiko tinggi, sudah berumur dan memiliki penyakit penyerta,” ujarnya. Sehingga, penyelengg­araan swab tersebut tepat sasaran.

Sementara itu, penambahan kasus positif Covid masih terus terjadi. Tapi, jumlahnya rendah. Hanya ada 27 kasus baru

Hal itu membuat warga yang diisolasi pun berkurang. Mereka yang berada di Isokasi hotel pun menurun drastis jumlahnya. “Kamar semakin longgar,” kata Sekretaris Dinkes Sidoarjo dr Zuhaida. Jika dulu yang isokasi bisa sampai 60 orang. Sekarang, kamarserin­gkalidiisi­tidaksampa­i setengah dari kuota kamar yang tersedia sebanyak 70.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia