Jawa Pos

Hoax Pemimpin Ponpes Meninggal setelah Dipukuli

-

PEMBUAT hoax kembali memanfaatk­an kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber untuk membuat kabar palsu tentang serangan terhadap ulama. Kali ini mereka menyebar informasi bahwa ada seorang kiai di Bogor yang dipukuli hingga meninggal. Awalnya, informasi yang disertai foto itu tersebar menggunaka­n capture percakapan WhatsApp kemarin (17/9). Lalu, sejumlah akun Facebook menyebarka­n ulang dengan tambahan komentar-komentar bernada prihatin.

”Kiai Kohar dipukuli orang tak dikenal sepulang habis mengisi pengajian di Babakan Madang, Sentul, Bogor. Tiba di rumah, beliau langsung meninggal dunia.” Begitu percakapan yang di-capture dari aplikasi WhatsApp (bit.ly/DipukuliOT­K).

Tangkapan gambar itu juga memperliha­tkan seorang laki-laki terbaring lemas di atas tempat tidur. Pria yang mengenakan kaus putih dan bersarung biru tersebut tampak sedang merintih. Sekilas, wajahnya terlihat lebam. Namun, lebamnya tidak seperti habis terkena pukulan. Lalu, disebutkan pula bahwa pendakwah bernama Kohar telah dipukuli orang yang tidak dikenal hingga akhirnya meninggal.

Saat ditelusuri, informasi itu ternyata menyesatka­n. Jawa Pos menemukan postingan di Twitter lengkap dengan video klarifikas­i dari pengurus RT 03, RW 05, Kampung Babakan, Desa Karang Tengah, Babakan Madang. Isinya, Abdul Kohar meninggal karena sakit.

”Saya Ketua RT 03, RW 05, Kampung Babakan, Desa Karang Tengah, Babakan Madang, bersama istri dan keluarga almarhum ingin klarifikas­i. Bahwa almarhum meninggal dunia karena sakit vonis gagal ginjal dan sempat terjatuh dari kamar mandi. Mohon doanya.” Begitu keterangan dari video tersebut. Anda dapat melihatnya di bit.ly/VonisGagal­Ginjal.

Portal berita bogor.pojoksatu.id juga mengunggah berita duka tersebut pada 16 September 2020. Disebutkan bahwa KH Abdul Kohar meninggal karena sakit.

Kapolsek Babakan Madang Kompol Silfia Sukma Rosa menyatakan, pria yang juga pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Barokah di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, itu meninggal karena sakit komplikasi dan ginjal.

”Hasil kroscek kami dengan Kasatintel dengan disaksikan keluarga, istri, RT, RW dan warga setempat, tidak ada tindak pidana penganiaya­an,” ungkapnya.

Dia menegaskan, pria tersebut meninggal lantaran penyakit komplikasi dan ginjal. Sebelum meninggal, beliau sempat terjatuh di kamar mandi. Anda dapat membacanya di bit.ly/SakitKompl­ikasi.

 ?? ILUSTRASI: WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI: WAHYU KOKKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia