Unesa Luncurkan Beragam Inovasi
Menristek Berharap Bisa untuk Bantu Penanganan Covid-19
SURABAYA, Jawa Pos – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengumumkan banyak inovasi dari berbagai bidang kemarin (17/9). Inovasi tersebut bisa diaplikasikan langsung di lingkungan masyarakat.
Beberapa di antaranya Robot KECE Generasi 2. KECE merupakan singkatan dari Kreatif, Energik, Cakap, dan Elegan. Paramadic assistant robotic itu berfungsi untuk membantu tenaga kesehatan (nakes) dan pasien Covid-19 di rumah sakit (RS).
Fitur-fitur unggulan pada robot itu, antara lain, kemampuan mendeteksi suhu tubuh manusia dari jarak yang lebih jauh, yakni hingga 5 meter. Kemudian, ada juga fitur oxymeter untuk mengukur kadar oksigen dalam darah dan detak jantung pasien. Robot itu bahkan bisa memutar berbagai jenis musik. ”Robot ini sudah masuk generasi baru yang terus kita kembangkan untuk membantu mengatasi masalah Covid-19,” kata Rektor Unesa Prof Dr Nurhasan MKes.
Menteri Riset dan Teknologi Indonesia Bambang Brodjonegoro mengapresiasi temuan Unesa. Sebab, hal itu sejalan dengan komitmen pemerintah yang juga telah membentuk konsorsium riset dan inovasi khusus untuk penanganan Covid-19. ”Dalam hal ini, kita tidak hanya melibatkan kalangan universitas, tetapi juga kementerian, BUMN, swasta, lembaga penelitian, dan lain-lain,” ucapnya.
Dia berharap semakin banyak inovasi yang dibuat dari dunia akademis untuk menangani Covid-19. Temuan-temuan yang mengakomodasi adaptasi kebiasaan baru dan kesehatan, lanjut dia, tidak hanya dapat mengurangi persebaran dan penularan Covid-19. Namun, juga bisa mengurangi risiko bertambahnya pengangguran yang timbul akibat pandemi. ”Banyak sektor yang telah terpukul. Jadi, Indonesia harus mempunyai daya tahan yang kuat dengan inovasi-inovasinya,” ucapnya.
Di luar itu, Unesa juga meluncurkan Signalong. Signalong adalah bahasa yang dikembangkan dari bahasa isyarat.
Signalong mempermudah pembelajaran dengan menggunakan bahasa isyarat yang sering digunakan dalam aktivitas seharihari. Anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan beragam hambatan dapat menggunakan bahasa isyarat itu.
Signalong berbeda dengan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) dan Sibi (Sistem Bahasa Isyarat Indonesia). Bisindo mengandung kosakata yang simbolis. Jadi, sebuah kata dapat diwakili dengan makna yang berkaitan. Sibi mengandung aturan kosakata isyarat dengan beberapa jenjang sehingga akan ada penggunaan awalan dan akhiran untuk setiap kata. ”Signalong direkomendasikan untuk kebutuhan pembelajaran bagi ABK,” ucap Nurhasan.