Setahun Edarkan 1 Ton Sabu-Sabu
Sindikat Bandar yang Ditembak Mati Polisi
SURABAYA, Jawa Pos – Fajar Rizky dan komplotannya punya jejak panjang sebagai pengedar narkoba. Berdasar pendalaman polisi, sindikat tersebut telah menjual 1 ton sabu-sabu (SS) dalam setahun terakhir. Fakta itu terungkap dari rekapan transaksi yang dipelajari penyidik.
’’Ini jaringan besar. Wilayah suplainya lintas provinsi,’’ ujar Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya AKBP Memo Ardian kemarin (17/9). Memo menjelaskan, intensitas transaksi bandar yang ditembak mati itu cukup padat. Hampir setiap pekan dia memasok narkoba berbentuk butiran kristal tersebut kepada pemesan. Jumlahnya di setiap transaksi pun tidak sedikit. ’’Hitungan kilogram,’’ katanya.
Fajar tidak melakukan pengiriman sendiri. Dia memanfaatkan orang-orang kepercayaannya. Termasuk Budianto yang ditangkap saat penggerebekan di salah satu apartemen di kawasan timur metropolis.
Memo menerangkan, bandar besar itulah yang selama ini berkomunikasi dengan para pembeli. Fajar pula yang mendapat kiriman narkoba dari bandar atasnya. ’’Bisa dibilang dia (Fajar, Red) ini pengendali,’’ tuturnya.
Fajar, sambung dia, berupaya mengaburkan jejak jaringannya setelah pihaknya menembak mati Dika Putranto awal bulan lalu. Dika adalah bandar yang mendapat pasokan narkoba dari sindikat Fajar. Dia mendapat kiriman dari Dodi Sanjaya dan Andi Sumarlan. ’’Dua orang kepercayaan FJ (Fajar, Red),’’ ujarnya.
Fajar meminta keduanya keluar dari Kota Pahlawan setelah Dika tewas. Dodi dan Andi diarahkan ke Semarang. ’’Mereka berdua melakukan pengiriman dari sana,’’ ucap polisi dengan dua melati di pundak tersebut.
Upaya pelarian itu tidak berhasil. Unit Idik I Satresnarkoba Polrestabes Surabaya berhasil menemukan hotel yang ditinggali keduanya. Dari mereka, polisi bisa melacak apartemen tempat Fajar bersembunyi. ’’Kami belum berhenti untuk melacak jaringannya,’’ tuturnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Fajar, seorang bandar narkoba, ditembak mati oleh polisi Sabtu malam (12/9). Warga Wonorejo itu menerima tindakan tegas karena membahayakan nyawa petugas. Dia berusaha menyerang dengan parang dalam pengembangan kasus setelah ditangkap di sebuah apartemen di kawasan timur Surabaya. Dalam kasus itu, petugas menemukan 29 kilogram SS dan 14.700 butir pil ekstasi.
Fajar adalah pengendali sindikat antarprovinsi. Namanya mentereng sebagai bandar besar di pasar gelap narkoba. Untuk melacak jaringan atasnya, polisi kini berkoordinasi dengan DEA (Drug Enforcement Administration) Amerika. Sebab, narkoba yang dimiliki diduga didapat dari sindikat internasional.
Ini jaringan besar. Wilayah suplainya lintas provinsi.’’
AKBP MEMO ARDIAN