Batik Klasik Madura dalam Mystical Elegance
SURABAYA, Jawa Pos - Masih ingat lagu Lathi karya Weird Genius yang populer beberapa waktu lalu? Lewat lagu tersebut, desainer Surabaya Embran Nawawi ditantang untuk berkolaborasi membuat busana yang mewakili lagu tersebut di versi orkestra. Hingga kemarin (17/9), video versi orkestra yang dinyanyikan Sara Fajira itu sudah mencapai 800 lebih viewers.
”Dari situ saya akhirnya memutuskan untuk membuatfull collection dari busana tersebut,” jelas Embran. Mystical Elegance, begitu pria 50 tahun itu menamai koleksinya tersebut. Bernuansa gelap dengan warna hitam dan batik monokrom, dia sengaja mendesain busana tersebut bergaya kebaya.
Sebab, dia ingin menunjukkan kekuatan dan keelokan perempuan lewat mengenakan kebaya. Cutting low neckline dengan long skirt batik dan selendang sepanjang 6 meter menjadi desain pertamanya yang dikenakan Sara. Namun, untuk desain lainnya, dia mengeksplor lebih banyak style yang berbeda. ”Tapi, kesan yang ingin dikeluarkan tetap sama. Yakni, kesan yang kuat pada gaya etnik modern,” terangnya.
Dalam koleksinya yang terbaru itu pun, Embran tidak hanya berfokus mendesain untuk remaja dan dewasa, tapi juga untuk anak-anak dan laki-laki. Yang menjadikan Mystical Elegance lebih beragam.
Sementara itu, di bagian batik, pria yang juga seorang dosen fashion di beberapa universitas di Surabaya itu menjelaskan bahwa batik yang diangkatnya adalah batik Madura klasik. Misalnya, junjung derajat. ”Batik ini punya makna yang sangat bagus. Sesuai dengan namanya, yakni mengangkat derajat. Harapannya bisa mengangkat derajat siapa pun yang memakainya,” ujarnya.
Bukanhanyabatikjunjungderajat,adajuga batik gringsing, kawung madura, dan juga perkaper.”Gringsingmerupakanperlambangan kekuatan, kawung sebagai lambang penghormatan,sedangkanperkapersebagai lambang kemakmuran,” imbuhnya.
Lewatkoleksitersebut,Embranmenyampaikan bahwadirinyainginmengangkatkeindahan yang selama ini tersembunyi di Jawa Timur. ”Keunikan koleksi ini kalau misalkan dibuat untuk keluarga besar yang memiliki anak lebihdari3,ituibaratsepertikerajaanMajapahit. Karena hakikatnya zaman dahulu keluarga adalah sebuah kekuatan yang bisa bertahan danberkesinambunganhinggaturun-temurun,” tambahnya.