Jawa Pos

Jalur Rempah, Masa Lalu untuk Masa Depan

Diusulkan ke UNESCO sebagai Warisan Dunia, Diharapkan Bisa Dorong Kesejahter­aan

-

JAKARTA, Jawa Pos – Ini tak cuma tentang legasi dari masa 4.500 tahun lalu. Ini juga soal peremajaan ladang, industri obat herbal, serta paket pariwisata.

Inilah: Jalur Rempah

’’Jalur Rempah ini program identitas Indonesia yang selama ini banyak dilupakan orang,’’ kata Ketua Komite Program Jalur Rempah Kementeria­n Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu­d) Ananto K. Seta kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin (18/9).

Program itu berupaya merekonstr­uksi perdaganga­n rempah di Nusantara yang berlangsun­g 4,5 milenium silam. Harapannya, bisa turut mendorong perekonomi­an demi kesejahter­aan masyarakat.

Pada November nanti Indonesia mengusulka­n Jalur Rempah ke UNESCO (badan PBB yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan) sebagai worldherit­age atau warisan dunia. Diharapkan, keputusan UNESCO sudah diketok pada 2024 atau 2025.

Ada dua alasan menghidupk­an kembali kehangatan cita rasa rempah melalui program Jalur Rempah. Pertama, dari rempahnya sendiri.

Ananto mengatakan, Indonesia atau Nusantara adalah tempat satu-satunya di muka bumi ini yang dipilih Tuhan untuk tumbuhnya rempahremp­ah. Khususnya pala di

Banda dan cengkih di Ternate. ’’Pala dan cengkih yang aslinya dari Indonesia turut berkontrib­usi pada sejarah peradaban dunia,’’ katanya.

Kedua, jalur rempah saat itu menjadi cikal bakal perdaganga­n komoditas yang dilakukan nenek moyang bangsa Indonesia. Melintasi pulau dan melibatkan beragam suku.

Rutenya dimulai dari timur ke barat. Di setiap titik persinggah­annya, terjadi asimilasi budaya, kemudian membentuk Nusantara.

’’Tidak sampai di ujung Sumatera saja. Sampai ke Sri Lanka, India, Mesir, Afrika Selatan, juga Madagaskar,’’ katanya.

Ananto menuturkan, program Jalur Rempah sejatinya digagas beberapa tahun lalu. Tetapi, tahun ini mulai digalakkan kembali.

Dia mengatakan, tiap tahun sudah ada tahapan atau timeline yang ditetapkan. Misalnya, tahun ini ditetapkan sebagai periode awareness atau membangun kesadaran masyarakat terhadap Jalur Rempah.

Beragam kegiatan sosialisas­i seperti seminar, pemutaran film, dan lainnya sudah dan akan dikerjakan Kemendikbu­d. Tujuannya, membangkit­kan ingatan masyarakat Indonesia.

’’Terutama di kalangan anakanak muda,’’ jelasnya.

Setelah dibangun kesadaran, lanjut Ananto, tahun depan diharapkan banyak pihak yang terlibat dengan porsi masingmasi­ng. Misalnya, Kementeria­n Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menawarkan paket pariwisata Jalur Rempah. Kementeria­n Pertanian melakukan peremajaan ladang-ladang rempah.

Lalu, Kementeria­n Kesehatan mendorong industri obat herbal berbasis rempah-rempah asli Indonesia. Selain itu, dikembangk­an industri kreatif seperti fashion berbasis rempah. Dengan begitu, keberadaan jalur rempah bisa memiliki dampak ekonomi atau kesejahter­aan kepada masyarakat.

Dia juga menegaskan bahwa rekonstruk­si Jalur Rempah tidak dalam kacamata penjajah atau European-sentris. ’’Tetapi, kita narasikan Indonesia-sentris,’’ jelasnya.

Maksudnya, perdaganga­n rempah yang dilakukan sekitar 4.500 tahun lalu. Jauh sebelum penjajah masuk ke Nusantara.

Menurut Ananto, tahun ini sejatinya akan diadakan pelayaran sebagai rekonstruk­si perjalanan Jalur Rempah dari timur ke barat sampai ke sejumlah negara. Menggunaka­n kapal KRI Dewaruci miliki TNI. Tapi, karena pandemi Covid-19, agenda itu digeser tahun depan.

Nanti, setelah sampai ujung Sumatera atau Banda Aceh dan bergerak ke sejumlah negara, berganti kapal dari KRI Dewaruci ke KRI Bima Suci. Pertimbang­annya, kapasitas KRI Bima Suci lebih besar.

Ananto mengatakan, di setiap negara yang disinggahi akan digelar kegiatan seni dan budaya. Program tersebut sekaligus dijadikan misi diplomasi.

Pemerintah, terang Ananto, berharap pengajuan Jalur Rempah ke UNESCO tidak hanya dilakukan Indonesia. Tetapi juga negara-negara lain yang pada masanya dulu pernah bersinggun­gan dengan Jalur Rempah Nusantara.

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbu­d Hilmar Farid menyebut program Jalur Rempah sebagai gerakan revitalisa­si budaya dalam dimensi yang luas. ’’Sehingga mampu menggerakk­an seluruh elemen untuk kemajuan kebudayaan, ekonomi rakyat, maupun kepentinga­n diplomasi budaya,’’ katanya. office boy, go.id,

 ?? BUDIONO/JAWA POS ??
BUDIONO/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia