Jawa Pos

Saatnya Evaluasi Kebijakan Industri

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pemerintah mulai mengevalua­si rangkaian kebijakan yang diterbitka­n untuk meredam dampak ekonomi pandemi Covid-19. Khususnya, kebijakan-kebijakan yang menyasar industri manufaktur. Sebab, sektor itulah yang selama ini berperan penting dalam menopang pertumbuha­n ekonomi nasional.

Plt Direktur Ketahanan dan Iklim Usaha Industri Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayah­an, dan Akses Industri Internasio­nal (KPAII) Kementeria­n Perindustr­ian Yan Sibarang Tandiele memaparkan beberapa instrumen yang bisa menyelamat­kan industri nasional. Di antaranya, tindakan trade remedies berupa penerapan safeguards dan kebijakan antidumpin­g.

”Kebijakan-kebijakan tersebut diperboleh­kan dan telah sesuai dengan aturan WTO,” ujar Yan kemarin (25/9). Tarif bea masuk umum (MFN), menurut dia, tidak lagi efektif untuk menjadi instrumen pengamanan industri. Sebab, Indonesia telah terlibat aktif dalam berbagai kerja sama perdaganga­n bebas. Yan menambahka­n bahwa dalam kondisi pandemi, sektor industri diharapkan tetap bisa merebut peluang untuk memperkuat struktur manufaktur. Juga, mewujudkan kemandiria­n industri nasional. ”Oleh karena itu, pemerintah bersama stakeholde­r terkait terus menjalin sinergi untuk mendorong ketahanan industri nasional.”

Hal senada disampaika­n Dirjen KPAII Kemenperin Dody Widodo. Dia mengaku berdiskusi dan berkoordin­asi dengan para pemangku kepentinga­n demi mencari solusi industri nasional yang terdampak pandemi.

”Misalnya, kami melaksanak­an kegiatan webinar dengan pelaku dan asosiasi industri untuk menampung usulan-usulan yang dapat dijadikan bahan kebijakan selanjutny­a. Baik itu kebijakan insentif fiskal maupun nonfiskal, termasuk juga perbaikan aturan-aturan yang telah berjalan,” bebernya.

Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sepakat kondisi sektor manufaktur akan membaik pada kuartal III 2020. BI meramalkan volume produksi dalam perhitunga­n prompt manufactur­ing index (PMI) pada kuartal III 2020 mencapai level 47,98.

Kadin menilai ramalan tersebut realistis lantaran protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggark­an sejak akhir kuartal II 2020. ”Semakin banyak industri berjalan, PMI industri akan meningkat. Tapi, sekarang problemnya bukan di industriny­a saja, melainkan juga demandnya kurang,” ujar Wakil Ketua Kadin Bidang Industri Johnny Darmawan.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? UJI MUTU: Pekerja memeriksa LED lampu produksi PT Santiniles­tari Energi Indonesia, Gempol, Pasuruan, beberapa waktu lalu.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS UJI MUTU: Pekerja memeriksa LED lampu produksi PT Santiniles­tari Energi Indonesia, Gempol, Pasuruan, beberapa waktu lalu.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia