Kembangkan Inovasi untuk Tingkatkan Kemandirian
Sistem Tanam Kapiler dan Bensin Kejujuran di Gunung Anyar
SURABAYA, Jawa Pos – Beragam inovasi menjadi andalan warga dan kampungnya untuk menarik perhatian juri pada pergelaran Surabaya Smart City (SSC) 2020. Berbagai upaya tersebut bertujuan meningkatkan kemandirian warga untuk mengelola lingkungannya. Misalnya, yang dilakukan kampung RW 7, Gunung Anyar Tambak. Di RT 3 dan 5, ada beragam inovasi yang dibuat secara mandiri
”Di kampung ini, proyek unggulannya adalah pengelolaan tanaman dengan model kapiler,” ujar Ketua RT 5, RW 7, Gunung Anyar Tambak, Adi Tanjung.
Saat dijumpai kemarin (25/9), dia berada di area kebun organik sayur dan buah bersama pengelola dan warga sekitar. ”Tumbuhan di sini ditanam dengan menggunakan wadah pipa 4 dim yang diisi air. Selain itu, ditambahkan kain bekas sebagai penyalur air ke tanah,” jelas Tarsisius Emanuel.
Pengelola kebun itu menyatakan, model kapiler jauh lebih efektif karena tidak membutuhkan banyak biaya. Menurut Tarsisius, sistem penanaman tersebut tidak merepotkan. Pipa tinggal diisi air hingga penuh. Tidak perlu khawatir tanaman kelebihan air. ”Tanaman menyerap air seperlunya. Berdasar analisis saya, air yang ditampung di pipa sepanjang 2 meter bisa bertahan dua minggu,” ungkapnya sembari mengecek kondisi air di dalam pipa.
Tarsisius menuturkan, tanaman di wadah itu tumbuh baik. Namun, masih kerap terjadi kesalahan penanaman. Dia menunjukkan salah satu wadah yang tanamannya tumbuh tidak sempurna. Ada satu wadah yang tanamannya layu. Ternyata, setelah diselidiki, penyusunan kain tidak benar. ”Seharusnya ada dua kain yang dibuat saling menyatu. Nah, di sini posisinya salah. Terjepit pula,” papar dia.
Sistem kapiler itu, kata dia, juga terbantu oleh pupuk organik buatan warga. ”Diolah dari sayur dan buah yang tidak dipakai. Pembusukan dilakukan selama seminggu. Hasilnya disiramkan ke tanaman ini. Tumbuhan makin bagus,” katanya.
Tanaman di RT 5 tersebut, antara lain, wortel, cabai, sawi, dan kangkung. Saat panen nanti, warga juga bisa mengonsumsi maupun menjual hasil yang didapat.
Sementara itu, di RT 3, selain greenhouse dan ketahanan pangan, proyek yang diunggulkan tentu saja bensin kejujuran dan pembagian sembako kepada warga sekitar. ”Program ini sebenarnya dimulai sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sekitar Maret. Tapi, program ini terus berlanjut sampai sekarang,” ujar Ketua RW 7 M. Sholikhin.
Dia menerangkan, bensin kejujuran dibentuk karena warga dibatasi keluar rumah saat PSBB dulu. Nah, jarak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau tempat bensin eceran jauh dari kampung. ”Kami buat ini. Jadi, warga yang butuh bisa menggunakannya. Tapi, mereka harus jujur. Dibayar juga,” tegasnya.
Selain melatih kejujuran warga, pihaknya menyediakan wadah yang dapat diisi sembako. ”Ada warga yang menaruh makanan. Adapulayangmengambil.Begitu seterusnya. Dilakukan secara sukarela,” papar dia. Sebab, pada masa pandemi seperti sekarang, pemenuhansembakodiperlukan. ”Nah,kamiterpikirkesana.Ternyata warga menyambutnya dengan gembira. Mereka justru senang,” kata Ketua Pokdarwis Gunung Anyar Tambak Slamet Efendi.
Dia menuturkan, nilai-nilai itulah yang harus hadir di masyarakat. ”Selain inovasi/ terobosan, pengembangan karakter juga diperlukan. Itulah sejatinya penopang keberlangsungan SSC 2020 ini,” tandasnya.