Ada Perbaikan BPNT, tapi Jauh dari Pedum
GRESIK, Jawa Pos – Penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) pada masa pandemi Covid-19 jatah September masih berlangsung. Meski Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Gresik mengklaim telah ada perbaikan kualitas dan kuantitas, penyaluran bantuan sosial itu tetap jauh menyimpang dari pedoman umum (pedum) Kemensos. Terutama distribusi berupa paketan.
Beberapa keluarga penerima manfaat (KPM) BPNT kepada Jawa Pos belakangan mengakui, sejak terus disorot dan kasusnya sudah diusut aparat penegak hukum, kini ada perubahanperubahan. Pengakuan SM, salah seorang KPM, misalnya.
’’Sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Terutama beras yang kualitasnya sudah diperbaiki. Namun, jumlahnya sama,’’ ujarnya.
Selain itu, BPNT tetap diberikan dalam bentuk kemasan atau paketan. KPM menggesek kartu keluarga sejahtera (KKS) atau ATM dari bank penyalur, kemudian oleh agen langsung diberi paketan. Padahal, SM mengetahui sebetulnya sesuai ketentuan melalui sistem pembelanjaan. Dia menerima 15 kg beras, 10 butir telur, jeruk peras, kentang, dan kacang hijau. ’’Untuk total harganya kurang tahu, tapi lebih mending daripada sebelumnya,” katanya.
Informasi yang dihimpun Jawa Pos, penyaluran BPNT di sejumlah kecamatan memang mulai berubah. Tapi, untuk penyaluran September ini, salah satu yang disebut-sebut sama sekali tidak ada perubahan adalah wilayah Kecamatan Ujungpangkah. Kualitas maupun kuantitasnya tidak jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. ’’Nggak tahu supplier-nya siapa? Mestinya tim koordinatornya juga bertindak,’’ tegasnya.
Kepala Dinsos Pemkab Gresik Sentot Supriyohadi tidak menampik bahwa dalam penerapan pedum secara penuh untuk penyaluran BPNT sejauh ini masih ada kendala di lapangan. Tapi, pihaknya berjanji menerapkan pedum secara maksimal. Kemarin pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi (monev) penyaluran di Kecamatan Manyar dan Bungah. Menurut dia, dalam penyaluran komoditas sudah ada perbaikan.
’’Lalu, di agen yang dulu tidak ada timbangan sekarang sudah disediakan,” katanya.
Meski mulai ada perbaikan, lanjut Sentot, pihaknya berjanji tetap melakukan monev untuk penyaluran-penyaluran berikutnya. Sebab, pelaksanaan di lapangan memang masih jauh dari ketentuan di pedum. ’’Kami turun sendiri, bank penyalur juga turun sendiri untuk monitoring di lapangan,” tuturnya.
Di agen yang dulu tidak ada timbangan, tapi sekarang sudah disediakan.’’
SENTOT SUPRIYOHADI