Ranjau Narkoba di Kamar Hotel
RICKY Rinaldo tidak pernah menemui pemesan narkobanya secara langsung. Dia selalu melakukan pengiriman dengan sistem ranjau. Warga Palembang itu tidak mau identitasnya diketahui. Termasuk oleh pembelinya sendiri.
Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya AKBP Memo Ardian menjelaskan, modus itu dituturkan tersangka yang kerap menemaninya untuk melakukan pengiriman. Yakni, Agus Hariyanto. ”Mereka pakai sistem putus agar tidak mudah tertangkap,” ujarnya.
Memo menuturkan, keduanya memang mengirim narkoba secara langsung ke domisili pemesan. Ricky biasa membawa puluhan kilogram sabu-sabu (SS) saat berangkat dari Palembang. Dia mendatangi tempat tinggal pembeli satu-satu. ”Tetapi, transaksinya tidak tatap muka,” jelasnya.
Ricky biasanya memanfaatkan hotel atau penginapan. Dia lebih dulu menyewa kamar setelah sampai di kota tujuan. Narkoba pesanan selanjutnya dimasukkan ke kamar. Ricky lantas mengunci kamar tersebut dari luar.
Nah, kunci kamar itu akan dititipkan ke pegawai. Ricky berdalih mau keluar. Kunci mungkin bakal diambil temannya. ”Yang mengambil itu pemesan yang sudah diberi petunjuk,” papar alumnus Akpol 2002 itu.
Memo menyatakan, sindikat narkoba selalu mencari cara agar bisnisnya tidak terendus pihak berwajib. Mereka berinovasi. Modus pengiriman dengan sistem putus tersebut merupakan salah satunya.
Namun, kata dia, polisi juga tidak diam. Memo menegaskan, jajarannya punya cara untuk mendeteksi sindikat narkoba. Di antaranya, mengembangkan kasus yang sudah terungkap. ”Bisnis narkoba adalah lingkaran setan. Jadi, cepat atau lambat yang bermain pasti tertangkap,” kata polisi dengan dua melati di pundak itu.
Memo meminta sindikat narkoba tidak beroperasi di metropolis. Sebab, pihaknya tidak akan segan menembak seperti yang sudah dilakukan. ”Bila diperlukan, tentunya dilakukan tindakan tegas terukur,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, polisi menembak mati dua bandar narkoba Senin (21/9). Yakni, Ricky Rinaldo dan Nur Kholis. Mereka mendapat tindakan tegas karena menyerang dengan parang ketika akan ditangkap.
Ricky adalah bandar besar. Diduga, sindikatnya menjual 2 kuintal SS sejak Juni. Dia merupakan salah satu pemasok narkoba ke sejumlah kota di Pulau Jawa.
Ricky melakukan pengiriman bersama Agus sesaat sebelum tewas. Mereka berdua membawa 35 kilogram SS. Nah, 15 kilogram di antaranya dikirim ke sindikat pengedar di Jakarta. Sementara itu, 20 kilogram sisanya dibawa ke Kota Pahlawan karena dipesan Nur Kholis.
Yang mengambil itu pemesan yang sudah diberi petunjuk.”
AKBP MEMO ARDIAN Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya