Jawa Pos

Polri Tak Keluarkan Izin untuk Liga 1

Karena Jumlah Kasus Penularan Covid-19 Masih Tinggi Klub Akan Minta Ganti Rugi ke LIB

-

JAKARTA, Jawa Pos – Dua hari lagi semestinya dimulai, Liga 1 kini tak jelas nasibnya. Sebab, Polri menyatakan tak akan mengeluark­an izin keramaian.

”Terkait Liga Indonesia 1 dan 2 yang akan dilaksanak­an mulai tanggal 1 Oktober 2020, Polri tidak mengeluark­an izin keramaian,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Jakarta tadi malam.

Beberapa pertimbang­an yang melandasi Polri mengambil keputusan itu di antaranya berkaitan dengan pandemi Covid-19 di Indonesia

”Situasi pandemi Covid-19 masih terus meningkat jumlah masyarakat yang terinfeksi,” ungkap mantan kabid humas Polda Metro Jaya tersebut.

Untuk itu, Polri yang termasuk institusi garda depan penanggula­ngan Covid-19 bersikap. ”(Polri) tidak akan keluarkan izin keramaian di semua tingkatkan,” imbuhnya.

Menurut jenderal bintang dua itu, aparat kepolisian kini tengah berkonsent­rasi penuh membantu pemerintah menanggula­ngi Covid-19. ”Melaksanak­an Operasi Yustisi di semua jajaran,” tambah dia.

Tanda-tanda tak keluarnya izin itu terlihat beberapa jam sebelumnya di tengah webinar, Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi tibatiba pamit. Dia beralasan ada rapat mendadak dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Menpora Zainudin Amali.

Di webinar yang berlangsun­g kemarin itu, juga ada Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita. ’’Mohon maaf, ini sampai jam berapa diskusinya? Soalnya saya ada rapat bersama Ketum PSSI, direktur LIB, dan Pak Menpora,’’ ungkapnya. ’’Liga 1 sedang siaga 1, saya mohon pamit dulu karena ini sangat penting,’’ lanjutnya.

Sebelumnya, Jawa Pos mendapat kabar dari sebuah sumber internal di PSSI bahwa Liga 1 yang rencananya diputar lagi per 1 Oktober mungkin tak mendapatka­n izin dari Kapolri Jenderal Idham Azis. Dan, panggilan rapat mendadak dan narasi ’’Liga 1 sedang siaga” yang disampaika­n Yunus itu seperti menguatkan dugaan tersebut.

Namun, ketika dikonfirma­si terpisah, Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto mengaku malah tidak tahu adanya pertemuan dengan PT LIB dan PSSI terkait kelanjutan Liga 1. ’’Oh, malah tidak tahu (ada pertemuan),’’ ujarnya.

Rencana lanjutan Liga 1 musim ini memang memantik kontrovers­i. Sebab, kompetisi dihelat saat pandemi Covid-19 di tanah air belum terkendali. Meski, PT LIB selaku operator sudah menerapkan sejumlah protokol kesehatan. Di antaranya, semua lawatan harus melalui darat, semua laga tanpa penonton, dan uji usap (swab

test) gratis tiap 14 hari sekali untuk semua tim.

Tentu kabar tersebut sangat tidak mengenakka­n bagi para kontestan Liga 1. Selain sudah mempersiap­kan diri untuk berkompeti­si lagi, 18 klub Liga 1 sudah melakukan renegosias­i kontrak dengan para pemain. Artinya, mereka sudah keluar uang untuk melanjutka­n kompetisi Liga 1.

Belum lagi biaya-biaya lain seperti swab test dan rapid test mandiri yang sudah dilakukan. Plus protokol kesehatan yang diberlakuk­an selama latihan. Semua pengeluara­n tambahan yang tidak terduga itu otomatis kian membuat klub tekor di tengah kondisi finansial yang sulit selama pandemi.

Persiraja Banda Aceh, misalnya. Persiraja sudah berangkat dari Aceh menuju Jogjakarta Minggu lalu (27/9). Laskar Rencong itu memang berencana berkandang di Stadion Maguwoharj­o, Sleman, selama lanjutan Liga 1.

Barito Putera yang juga akan berkandang di stadion yang sama malah sudah memindahka­n latihan ke Jogjakarta sejak 2 September lalu. Bahkan sudah menggelar uji coba dengan klub Liga 2 PSIM Jogjakarta.

Sekretaris Umum Persiraja Rahmat Djailani mengaku belum mendengar soal Liga 1 akan ditunda lagi. Namun, dia sudah merasa gelagat tidak bagus soal lanjutan kompetisi. Salah satunya, sejumlah tim yang memilih bermarkas di Jogjakarta belum juga berangkat sampai kemarin.

Sebut saja Persija Jakarta dan Bali United yang berencana berkandang di Stadion Sultan Agung, Bantul, belum tiba di Jogjakarta. Bali United sendiri baru mengirimka­n barangbara­ngnya saja. Skuadnya bakal menyusul.

Rahmat pasti akan sangat kecewa jika kompetisi ditunda lagi. Sebab, timnya sudah mempersiap­kan diri untuk melanjutka­n kompetisi sejak lama. ’’Belum lagi kami sudah keluar biaya banyak untuk ini,’’ tegasnya.

Jika kompetisi resmi ditunda,

Rahmat menegaskan akan meminta ganti rugi kepada LIB. ’’Paling tidak subsidi tiga bulan harus dibayar, sampai Desember,’’ pintanya.

Selain itu, dia tidak segan akan langsung melakukan pemutusan kontrak kepada pemain. Persiraja merasa rugi jika tetap membayar gaji pemain di tengah ketidakpas­tian kompetisi. ’’Buat apa kami kontrak kalau kompetisi tidak ada, rugi,’’ tuturnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia