Jawa Pos

Fokus ke Guru, Lansia, dan Anak Muda

Risma Tegaskan Larang Warga Berkerumun

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pemkot terus mencari cara yang efektif untuk meredam persebaran Covid-19 di Kota Pahlawan. Terutama virus korona yang berpotensi menyerang guru, anak muda, serta warga lanjut usia (lansia). Ketiganya kini menjadi perhatian utama.

Contohnya, guru. Sebanyak 14.265 tenaga pendidik sudah menjalani uji usap. Hasilnya, ada 849 pengajar yang terinfeksi virus asal Tiongkok itu.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhit­ya Prajatara menuturkan, sejatinya pemkot berupaya mencegah persebaran Covid-19 pada guru. Yakni, meminta para pengajar bekerja dari rumah. Kebijakan itu berjalan sejak pandemi korona merebak.

Pemkot juga melakukan uji usap. Tujuannya, melihat tingkat kesehatan guru. Pasalnya, pemkot hendak membuka kembali pembelajar­an tatap muka. Namun, tidak sedikit tenaga pendidik yang terpapar Covid-19.

Menurut Febri, sapaan akrabnya, guru seharusnya tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) ketika bekerja dari rumah. Yakni, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, serta memakai masker. ’’Mereka terpapar karena tertular dari lingkungan,’’ jelasnya.

Bagi guru yang terkena korona, pemkot segera melakukan penanganan. Mereka dirujuk ke rumah sakit. Setiap hari kondisi mereka diperhatik­an. ’’Selama 24 jam kami pantau,’’ ucapnya.

Langkah itu membuahkan hasil. Sekitar 800 guru kembali pulih.

Sudah diperboleh­kan pulang. Pemkot berpesan kepada tenaga pendidik itu untuk tetap mematuhi aturan

Tolong jangan bersalaman dan berbagi makanan dulu.”

TRI RISMAHARIN­I

Wali Kota Surabaya

’’Seperti yang disampaika­n Ibu Wali (Wali Kota Tri Rismaharin­i), jangan berkerumun,’’ tutur Febri.

Bukan hanya guru. Warga yang lansia dan anak muda juga menjadi perhatian. Sebab, berdasar data dinas kesehatan (dinkes), jumlah yang terpapar korona terus bertambah. Grafiknya meningkat.

Terhitung sejak tiga hingga empat hari lalu, pasien kategori lansia meningkat. Persentase­nya mencapai 30 persen dari total penderita korona di Surabaya. Jumlah anak muda yang terdampak korona tidak sedikit. Berkisar 30 persen juga. Mayoritas mereka tidak mengalami gejala.

Sangat mungkin lansia terpapar korona karena tertular anak muda. Seusai cangkruk atau nongkrong, pemuda membawa virus itu. Nah, setelah tiba di rumah, Covid-19 menyerang keluarga.

Hal itu menjadi perhatian wali kota. Kemarin (28/9) membuat video blog (vlog). Isinya nasihat bagi anak muda.

’’Hai gaes, ayo kita putus mata rantai korona. Kasihan adik-adik kalian. Yang harus menjalani sekolah daring. Padahal, mereka ingin bertegur sapa dengan temannya di sekolah,’’ ucap Risma.

Risma juga menerangka­n kondisi

Surabaya. Sebetulnya sebulan terakhir jumlah pasien menurun.

Namun, korona ternyata tidak pandang bulu. Virus itu menyerang anak muda yang notabene kondisi tubuhnya kuat. Dari tubuh anak muda, korona justru melompat ke badan orang tua dan lansia.

Menurut dia, korona harus segera hilang dari Surabaya. Sebab, dampaknya sangat besar. Menyerang ekonomi. Hal itu sangat dirasakan para pekerja. ’’Mungkin bagi kalian tidak terasa karena masih ikut orang tua,’’ paparnya.

Risma juga memberikan nasihat kepada para perempuan. Pasalnya, mayoritas yang terkena korona kaum hawa. ’’Tolong jangan bersalaman dan berbagi makanan dulu,’’ terangnya.

Dalam kesempatan itu, dia meminta pemuda menahan diri untuk berkerumun. Mereka juga diminta menjaga kesehatan.

 ?? GRAFIS: RIZKY JANU/JAWA POS ??
GRAFIS: RIZKY JANU/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia