Pengusaha Minta Pasokan Solar di Wilayah Pelabuhan Ditambah
SURABAYA, Jawa Pos – Para pengusaha angkut anyang beroperasi di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak s am ba t. Mereka seringkali kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar solar bersubsidi di S u raba ya Utara. Pengusaha meminta penyaluran bahan bakar untuk SPBU di jalur pelabuhan ditambah.
Permintaan tersebut secara resmi telah disampaikan DPC Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Surabaya. Organisasi itu mengirim surat ke PT Pertamina sebagai pemasok bahan bakar tersebut. Mereka berharap ada solusi terkait persoalan solar.
Ketua DPC Aptrindo Surabaya Putra Lingga menjelaskan bahwa organisasinya telah mendata
SPBU yang sering kali didatangi sopir truk di sekitar pelabuhan. Jumlahnya delapan truk. ’’Kami berharap ada penambahan pasokan solar ke SPBU-SPBU tersebut,” kata Lingga.
Dia mengapresiasi respons Pertamina. BUMN di bidang migas itu telah menanggapi surat dari para pengusaha. ’’Ada diskusi. Sekarang kami masih menunggu kebijakan selanjutnya,” ujar Lingga.
Pria tersebut menjelaskan, pengiriman surat dilakukan setelah pengusaha-pengusaha angkutan di pelabuhan berembuk. Ada keluhan dari para sopir saat mencari solar. Persoalan tersebut ternyata berbuntut panjang
Karena solar kosong, sebagian truk terpaksa diinapkan di sekitar SPBU sambil menunggu pasokan solar. Ada sopir yang memilih jalan raya untuk parkir. Kondisi tersebut berpotensi mengganggu lalu lintas.
Berdasar catatan Aptrindo, ada 2.500 truk yang wira-wiri di pelabuhan. Truk-truk tersebut mengangkut beragam jenis barang. Sebagian merupakan barang-barang yang diangkut kapal ke luar pulau.
Unit Manager Communication, Relation, dan CSR MOR V Pertamina Jatimbalinus Rustamaji menegaskan, keluhan pengusaha sebenarnya sudah direspons. Itu bisa dilihat dari kenaikan grafik penyaluran. ’’Yang pasti, kuota penyaluran sudah diatur. Pengiriman disesuaikan permintaan SPBU dan jatah yang ditentukan pemerintah,” kata Rustam.
Menurut dia, penambahan pasokan tidak bisa begitu saja dilakukan. Itu mempertimbangkan banyak hal. Selain permintaan dari SPBU, pengiriman disesuaikan dengan kapasitas tempat penyimpanan di stasiun pengisian.
’’Untuk solusi, kami punya beberapa saran. Ada produk lain yang bisa dipakai selain solar bersubsidi,” kata Rustam. Dia juga menyarankan perusahaan tak berfokus pada SPBU di sekitar pelabuhan. Pengisian bisa dilakukan di SPBU-SPBU lainnya. Termasuk di Gresik atau Sidoarjo.
Dari catatan Jawa Pos, permintaan untuk penambahan pasokan solar ke wilayah Tanjung Perak tidak kali ini saja. Sebelumnya, akhir tahun lalu, pengusaha juga mengeluh soal keberadaan solar bersubsidi yang dinilai kurang. Truk-truk sempat membuat macet karena parkir dan menunggu pasokan di pinggir jalan nasional.