Dorong Produk untuk Diekspor
SIDOARJO, Jawa Pos – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo mendorong produk IKM Sidoarjo untuk diekspor. Kemarin para pegiat IKM di Sidoarjo dilatih untuk menyiapkan produk mereka agar layak ekspor. Sebab, potensi besar, tapi belum banyak yang diekspor.
Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo Listiyaningsih menyatakan, banyak produk IKM, UKM, maupun UMKM Sidoarjo yang sudah layak ekspor. Beberapa sudah diekspor, tapi belum atas nama sendiri.
’’Kebanyakan masih dibawa orang lain,’’ kata Lis, sapaan karib Listiyaningsih.
Selain itu, pelaku IKM belum percaya diri untuk melakukan ekspor. Menurut Lis, dari 24 ribu UKM, IKM, maupun UMKM, baru 5 sampai 10 persen yang diekspor.
’’Tiap tahun ada peningkatan yang ekspor, namun memang belum terlalu banyak,’’ ujar Lis.
Karena itu, pihaknya ingin menggenjot pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor. Pendampingan terus dilakukan. Kemarin, misalnya, puluhan pelaku usaha dibimbing agar produk mereka punya standar ekspor.
Tenaga Ahli Bidang Strategi Promosi dan Pemasaran Free Trade Agreement (FTA) Center Kemendag Fernanda Reza Muhammad menilai, potensi food processing atau olahan makanan sangat banyak di Sidoarjo. Meskipun, selain makanan juga banyak. Namun, dia menilai kapasitas produksinya masih terbatas.
’’Selain itu, banyak UKM kami yang legalitasnya kurang lengkap,’’ katanya.
Karena itu, lanjut Lis, semestinya perusahaan besar bisa menjadi bapak asuh usaha kecil lainnya. Kalau mereka tidak bisa mengekspor langsung, pelaku usaha kecil tersebut bisa menjadi supplier untuk ekspor.
’’Tapi, kalau bisa memanfaatkan marketplace dunia, pengusaha kecil juga bisa ekspor langsung,’’ jelasnya.
Karena itu, menurut Lis, pelaku usaha harus fokus. Sebab, kebanyakan sudah punya usaha yang baik. Namun, karena pandemi, mereka agak goyah dengan mencari peluang usaha lain. Padahal, kalau ditekuni dan fokus, usahanya bisa lancar. Apalagi, ekspor tidak harus berjumlah banyak. Ekspor melalui kantor pos juga bisa dilakukan.
’’Sebetulnya jangan berpikiran ekspor harus besar. Bisa dari yang kecil dulu,’’ saran Lis.
Dia mencontohkan pelaku usaha kerajinan dompet dari ban bekas di Mojokerto. Mereka bisa mengekspor produk ke mana-mana.