Jawa Pos

Andalkan Diskusi Daring untuk Belajar

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pandemi membuat banyak taman bacaan masyarakat (TBM) tutup. Atau jika beroperasi, aktivitasn­ya masih terbatas. Sebab jika tidak, penularan Covid-19 bisa meluas.

Camat Benowo Muslich Hariadi mengungkap­kan, kebanyakan TBM di wilayahnya kini beroperasi secara daring. ”Jadi, petugas TBM berkoordin­asi dengan kader-kader pendidik di tiap RW. Mereka mengadakan diskusi secara online saja,” katanya kemarin (29/9).

Diskusi tersebut melibatkan warga yang mempunyai latar belakang dan concern pada dunia pendidikan dan anak-anak. Misalnya, para guru, aktivis literasi, dan pendongeng. Kecamatan Benowo memiliki 17 TBM.

Pengajaran secara daring itu dilakukan dengan metode bercerita dan diskusi terbuka bersama anak-anak. Diskusi tersebut dimaksudka­n untuk menjaga semangat belajar anak-anak supaya tidak luntur. Apalagi saat ini anak-anak lebih banyak belajar dari rumah karena aktivitas di sekolah belum dilakukan secara tatap muka.

Muslich mengungkap­kan, kini semakin banyak RW yang minta TBM dibuka lagi karena TBM sudah ditutup cukup lama sejak terjadi pandemi. Namun, hal itu tentu tak bisa dilakukan. Sebab, cukup riskan jika membiarkan TBM dibuka penuh seperti sedia kala alias bisa menjadi tempat penularan virus SARS-CoV-2. ”Sebenarnya, minat anak-anak itu tinggi untuk ke TBM. Tapi, ya mau bagaimana lagi. Ini kan demi kesehatan kita semua,” lanjutnya.

Sejauh ini diskusi daring yang diadakan

TBM, menurut dia, cukup membantu anak-anak dalam berbagi ilmu. Namun, memang ada beberapa kendala, seperti keterbatas­an pulsa dan gawai anak-anak yang juga digunakan oleh orang tuanya untuk bekerja. ”Tapi, anak-anak sendiri sebenarnya sudah mahir kalau pegang gadget. Kadang malah lebih canggih daripada orang tuanya,” imbuhnya.

Kepala Dinas Perpustaka­an dan Arsip (Dispusip) Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi mengungkap­kan, di antara 523 TBM di Surabaya, hanya 11 TBM yang kini sudah buka. Itu pun baru dibuka tiga pekan lalu. Operasinya masih terbatas, mulai pukul 09.00 hingga 13.00. Pengunjung hanya boleh membaca di teras, tidak boleh masuk ke area TBM.

”TBM yang buka itu hanya TBM yang luasnya di atas 30 meter persegi dan yang punya halaman saja. Salah satunya berada di Sememi,” kata Musdiq.

Pengoperas­ian TBM secara terbatas itu juga akan dievaluasi secara berkala. Sebab, Musdiq tak ingin TBM menjadi sumber klaster baru persebaran Covid-19. Dia juga belum dapat memastikan kapan semua TBM dapat beroperasi seperti semula. Untuk itu, dia akan menyelengg­arakan forum diskusi daring yang dapat menjangkau anak-anak tanpa harus bertatap muka.

Bulan depan dispusip mengadakan program Taman Kalimas. Program tersebut berupa pelatihan daring secara gratis untuk anak-anak, mulai pelatihan menulis, mendongeng, membuat kerajinan tangan/ prakarya, fotografi, hingga musik dan pertanian.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia