Jawa Pos

Waspadai Penyalahgu­naan Bantuan Sosial

Distribusi BLT DD Sudah Capai 74 Persen

-

SURABAYA, Jawa Pos – Program bantuan sosial bagi warga terdampak pandemi Covid-19 di Jawa Timur (Jatim) terus berlangsun­g. Bantuan yang disalurkan makin merata. Selain itu, data penerima sudah dibenahi.

Hanya, di tengah perbaikan tersebut, sejumlah problem baru muncul. Kali ini ada potensi penyalahgu­naan bantuan-bantuan tersebut. Bukan hanya oleh penerima, tetapi juga pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam distribusi.

Salah satunya adalah bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD). Sejak digulirkan Maret lalu, hingga saat ini bantuan yang disalurkan di seluruh wilayah Jatim mencapai 74,73 persen. Nilainya sebesar Rp 1,744 triliun.

BLT DD merupakan program bantuan sosial yang diambilkan dari dana desa. Total BLT DD untuk Jatim mencapai Rp 2,345 triliun.

Realisasi bantuan itu juga makin membaik. Selain pendistrib­usiannya yang mulai tepat waktu, data penerima juga telah dibenahi. ”Sekarang sudah tertata. Pendistrib­usian sudah tidak mengalami kendala,” kata Kepala Dinas Pemberdaya­an Masyarakat Desa (DPMD) Jatim M. Yasin.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa berharap bantuan-bantuan tersebut bisa menguatkan ekonomi. Uang yang beredar di masyarakat ditargetka­n membuat daya beli tumbuh. ”Otomatis, perekonomi­an Jatim stabil,” jelasnya.

Di sisi lain, Khofifah juga mengingatk­an agar pendistrib­usian BLT DD tidak dimanfaatk­an untuk kepentinga­n tertentu. Salah satunya di tengah momen pilkada di 19 kabupaten/kota di Jatim. Khofifah menyatakan bahwa pemberian bantuan-bantuan itutidakte­rkaitdenga­nprogrampo­litik.Karena itu, pemerintah pusat mewanti-wanti agar pendistrib­usian tidak disalahgun­akan.

Selain itu, Khofifah meminta bantuan tersebut digunakan sebaik-baiknya. Dia khawatir penerima bantuan menyalahgu­nakan bantuan tersebut. Sebab, sejumlah informasi seputar masalah itu bermuncula­n. ”Informasin­ya, ada yang menggunaka­n bantuan itu untuk judi online. Ini memprihati­nkan,” ungkapnya.

Sejumlah institusi yang bertanggun­g jawab dalam distribusi bantuan di Jatim juga melakukan antisipasi. Di Jember, Bulog setempat mewaspadai potensi penggunaan bantuan sosial (bansos) beras dari Kemensos untuk kepentinga­n pilkada.

Kepala Bulog Subdivre Jember Budi Sultika mewanti-wanti keras agar tidak ada atribut pasangan calon, termasuk foto yang menunjukka­n simbol nomor kontestan pilkada. Sebab, dikhawatir­kan terjadi klaim. Apalagi, Jember tahun ini memasuki momen pilkada. ”Sejak awal, saya mengingatk­an hati-hati dengan bansos karena Jember sebagai daerah yang ikut pilkada,” paparnya.

Selain itu, para buruh angkut beras tidak diperkenan­kan memakai kaus paslon dan atribut partai. ”Kalau ditemukan, kami suruh untuk melepas,” tegasnya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia