Turunkan Jumlah Pasien, Percepat Tes Swab
Tersisa 17 Orang di Ruang Isolasi RSUD Kota
KOTA MOJOKERTO, Jawa Pos – RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo berupaya memangkas masa perawatan pasien di ruang isolasi. Langkah itu dilakukan untuk kembali menurunkan status Kota Mojokerto yang saat ini kembali menjadi zona merah alias risiko tinggi persebaran Covid-19.
Plt Direktur RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo dr Triastutik Sri Prastini mengatakan, upaya penurunan jumlah pasien di ruang isolasi dilakukan dengan mempercepat uji usap. Terlebih, saat ini kemampuan mesin polymerase chain reaction (PCR) di RS rujukan Covid-19 telah meningkat. ’’Dengan kita cepat diagnosis, bisa cepat pula kita tangani,’’ terangnya kemarin.
Sebab, pasien yang dirawat di ruang isolasi tidak hanya yang terkonfirmasi positif virus SARS-CoV-2. Tetapi juga pasien yang berstatus probable dan suspect Covid-19.
Karena itu, dengan percepatan uji usap, perawatan pasien dapat dipangkas. Sebab, dengan mesin PCR milik rumah sakit pelat merah tersebut, hasilnya bisa langsung diketahui sekitar dua jam. ’’Jadi, kalau negatif, pasien langsung bisa dipindah ke ruang rawat reguler,’’ ujarnya.
Demikian juga pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan komorbid. Masa perawatan di ruang isolasi juga bisa dipersingkat setelah dua kali uji swab dengan hasil negatif. Dengan begitu, pasien bisa dipindah ke ruang rawat inap umum untuk penanganan gajala penyakit penyerta. ’’Sehingga sekarang sudah banyak yang berkurang,’’ terangnya.
Hingga kemarin (30/9), dari kapasitas 63 tempat tidur, jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat tinggal 17 orang atau terisi 26,98 persen. Dengan demikian, di ruang isolasi masih tersisa 46 bed yang kosong.
Dokter spesialis anak itu menyatakan, kemampuan PCR di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo saat ini juga masih dikebut. Dari semula hanya menguji 33 sampel per hari, kali ini ditingkatkan untuk running 6 kali atau 66 sampel per hari. Sebab, sekali running mampu menguji 11 sampel.
Namun, sebut Trias, upaya serupa harus didukung dengan RS lainnya agar dapat menurunkan status zona merah di Kota Mojokerto. Sebab, persebaran pasien positif, probable, maupun suspect saat ini tidak hanya terdapat di RS rujukan Covid-19. ’’Dulu memang di kita (RSUD) sampai overload, tapi sekarang jauh menurun. Karena rumah sakit lainnya sudah bisa menangani,’’ ungkapnya.