Kuota Internet Gratis Tere alis asi
Bantuan untuk Siswa-Guru
SURABAYA, Jawa Pos – Program bantuan pemerintah berupa kuota internet gratis sudah dicairkan. Pencairan diterima langsung oleh guru dan siswa ke nomor handphone (HP) masing-masing. Itu sesuai data yang sudah diinput dalam aplikasi data pokok pendidikan (dapodik).
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Surabaya Supomo memastikan bantuan kuota siswa dan guru sudah terealisasi. Dia berharap bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu bisa memperlancar proses belajar-mengajar untuk pendidikan jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19. ”Kami harap bisa dimanfaatkan peserta didik dan guru untuk mendukung pembelajaran daring lebih maksimal,” jelas Supomo kemarin (30/9).
Kepada Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (Kabid GTK) Dispendik Surabaya Mamik Suparmi menyampaikan, pihaknya sudah meminta para kepala sekolah untuk mengecek langsung kepada guru dan siswa. Hasilnya, kata dia, sebagian besar sudah melaporkan bahwa bantuan kuota internet telah diterima para guru dan peserta didik. ”Bukan hanya siswa dan guru. Suami saya yang dosen juga terima kok,” ujar Mamik.
Selama September ini bantuan diterima dalam dua tahap. Tahap pertama diberikan pada 22−24 September lalu. Nah, tahap kedua ditransfer kepada setiap guru dan siswa pada Senin (28/9) hingga kemarin (30/9). Program akan bergulir selama empat bulan hingga Desember.
Guru dan siswa mendapat kuota yang berbeda. Siswa mendapatkan kuota internet gratis sebesar 35 gigabyte (GB). Perinciannya, 5 GB untuk kuota umum dan 30 GB kuota belajar. Pendidik jenjang sekolah dasar dan menengah mendapatkan jatah kuota 42 GB per bulan. Dibagi menjadi 5 GB kuota umum dan 37 kuota belajar. ”Kuota umum bisa untuk akses seluruh laman. Sedangkan kuota belajar cuma bisa untuk akses laman dan aplikasi pembelajaran,” jelas Mamik.
Koordinator MKKS SMP Swasta Surabaya Erwin Darmogo menyampaikan, pihaknya sudah mengecek realiasi pemberian bantuan kuota ke sejumlah sekolah swasta. Hasilnya, kata dia, tidak semua siswa dan guru mendapat bantuan. Hanya sebagian. ”Mungkin yang dapat 60−70 persen saja,” jelas Erwin.
Padahal, lanjut dia, para guru dan siswa tentu sangat membutuhkan bantuan tersebut. Apalagi tidak semua guru swasta maupun orang tua peserta didik mampu membeli kuota secara terus-menerus. Pihaknya pun berharap dispendik melakukan intervensi agar bantuan kuota internet bisa diberikan secara merata. ’’Meski ini murni program Kemendikbud, kami harap pemkot juga bisa membantu siswa dan guru yang kurang mampu,” imbuh kepala SMP Kristen YPPK 1 Surabaya itu.