Unesa Ajukan Izin Operasi Taman Satwa
Untuk Wujudkan Arena Edukasi, Rekreasi, dan Konservasi di Kampus
SURABAYA, Jawa Pos – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) semakin serius menciptakan arena edukasi, rekreasi, dan konservasi di lingkungan kampus. Kampus yang dulu bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Surabaya itu tengah mengurus izin pengoperasian taman satwa. Izin tersebut diajukan melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA Jatim).
”Mudah-mudahan tahun ini izinnya keluar,” kata Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sarana-Prasarana Unesa Suprapto kemarin (30/9). Izin itu diajukan agar pihak kampus lebih leluasa dalam merawat hewan-hewan yang dilindungi. ”Supaya aspek kelegalannya kita kantongi dulu. Pihak BBKSDA sudah berkunjung ke kampus dan mereka yang menyarankan kami untuk mengurus izin,” imbuh Suprapto.
Unesa saat ini mempunyai beberapa koleksi satwa yang dipelihara di kawasan hutan kampus. Satwa-satwa tersebut, antara lain, burung merak, burung rajawali, burung hantu, dan rusa. Di luar itu, kampus memiliki ratusan ekor burung merpati dan burung dara yang disebar di hutan dan jalanan di dalam area kampus. Unesa juga akan menambah koleksi satwanya dengan mendatangkan kelinci-kelinci dari Australia serta beberapa kelinci lokal.
Menurut Suprapto, izin taman satwa akan memudahkan kampus dalam program-program edukasi dan kerja sama. ”Misalnya, nanti kalau ada kebutuhan penambahan satwa atau bantuan dan arahan untuk perawatannya, itu akan lebih mudah,” ungkapnya.
Taman satwa Unesa akan digunakan untuk kebutuhan edukasi mahasiswa serta penelitian para dosen. Masyarakat yang hendak berkunjung juga bisa menengok aktivitas satwa-satwa tersebut pada akhir pekan. Selain mengurus izin dan menambah koleksi satwa, kampus saat ini juga menambah infrastruktur konservasi serta koleksi flora.
Akan banyak tanaman obat, bunga-bunga, sayuran, dan buah-buahan di dalam hutan kampus. Hutan seluas 4 hektare (ha) itu diproyeksikan menjadi pusat edukasi flora dan fauna di Surabaya Barat. ”Nanti kita juga mengupayakan ada pembelajaran persilangan (kawin silang, Red) dari koleksi flora dan fauna yang kita pelihara. Tujuannya untuk media belajar bagi para dosen dan mahasiswa,” ungkap Suprapto.