Trump Pusing, Biden Ketiban Rezeki
Komisi Debat Langsung Lakukan Evaluasi
WASHINGTON DC, Jawa Pos – Publik AS setuju tak ada yang menang dalam debat calon presiden (capres) di Cleveland Selasa lalu (29/9). Namun, soal untung dan rugi terlihat jelas. Karena beberapa kalimat selama debat, Donald Trump harus jungkir balik, sedangkan Biden ketiban durian jatuh.
Di antara umpatan dan teriakan, ada beberapa kalimat yang memang menarik perhatian publik. Yang paling mencuat adalah kata-kata Trump mengenai isu kelompok supremasi kulit putih. Saat didesak moderator Chris Wallace dan Joe Biden, presiden AS ke-45 itu mencoba mangkir. Bukannya mengutuk, suami Melania tersebut malah menyuruh kelompok ultra kanan seperti Proud Boys untuk bersiaga.
Jangankan kubu Demokrat, pihak Republik pun memprotes kalimat Trump. Tim Scott, satusatunya Senator kulit hitam dari Republik, meminta jagonya untuk segera mengoreksi pernyataan soal Proud Boys. ”Supremasi kulit putih bukanlah hal yang bisa ditoleransi,” ujar Senator Mitch McConnel, karib Trump, kepada Newsweek.
Sadar banyak rekan sejawat yang protes, Trump keesokan harinya langsung menganulir pernyataannya. Seperti biasanya, dia menghapus dosanya dengan mengaku tak tahu siapa Proud Boys. Dia meminta kelompok neo-fasisme itu untuk berhenti bertindak seenaknya. ”Biarkan aparat yang bekerja,” ungkapnya seperti yang dilansir Agence France-Presse.
Di sisi lain, Biden malah semringah karena rezeki tak terduga. Meski belum bisa menyampaikan pesan yang tepat pada debat pertamanya, Biden mendapat beberapa pujian kecil. Salah satunya, saat dia mengucapkan kata insya Allah.
Meski menuai kritik dari beberapa pihak, sebagian besar warganet muslim global menggila. Mereka menganggap bahwa cara Biden menyindir Trump soal pengungkapan pajak dengan istilah tersebut mengena hati.
Masyarakat AS yang resah karena Trump membuat dompet keuangan kampanye Biden menggemuk. Direktur Komunikasi Tim Kampanye Biden Kate Bedingfield melaporkan bahwa mereka mendapatkan sumbangan USD 3,8 juta (Rp 56,3 miliar) dalam waktu satu jam. Gelombang dana yang deras itu mengalir ke ActBlue mulai pukul 22.00 di tengah proses debat. ”Malam ini kami memecahkan rekor sumbangan terbanyak dalam satu jam,” ungkapnya kepada The Guardian.
Kucuran dana untuk rival Trump sejatinya menunjukkan bahwa mereka sebenarnya khawatir. Sebab, Trump masih menyimpan kemungkinan untuk menang dengan terus memegang erat loyalisnya di sayap kanan. Tak ada lagi yang bisa mengatakan kemenangan Trump mustahil seperti pemilu 2016.
Saking resahnya, beberapa penduduk AS bahkan mulai mencari jalan kabur. Google melaporkan bahwa pencarian dengan kata ”bagaimana cara pindah ke Kanada” meroket pukul 22.30 hingga tengah malam. Kata kunci tersebut bahkan kembali melonjak subuh. Beberapa penduduk sepertinya resah setelah menyaksikan kualitas debat kusir antardua capres.
Di sisi lain, Komisi Debat Presiden berjanji tak mengulangi kesalahan. Mereka berjanji untuk mengubah aturan agar dua kandidat punya kesempatan yang adil dalam mengungkapkan unek-unek. Salah satu wacana yang muncul adalah mematikan mik lawan.