Plakat Negara Rakyat Makin Menyebar
BANGKOK, Jawa Pos – Plakat yang ditanam demonstran di seberang Grand Palace Minggu (20/9) lalu sudah hilang. Bekasnya yang disemen seadanya masih tampak nyata. Diduga, junta militerlah pelakunya, demi meredupkan perjuangan demokrasi yang digaungkan penduduk.
Namun, upaya itu tampaknya sia-sia. Sebab, duplikat plakat tersebut makin viral. Plakat itu kini bisa dijumpai di casing HP, kaus, gelang, cincin, kalung, gantungan kunci, tato, hingga filter Instragram.
”Mereka mencoba menyensor sejarah dan mengambilnya dari rakyat, tetapi mereka tidak dapat mengejar (kemampuan, Red) kami,” tegas Tarathorn Boonngamanong, mahasiswa jurusan desain game yang membuat plakat untuk filter Instagram, seperti dikutip Channel News Asia.
Anchalee Suebsang mendesain kaus bergambar plakat hanya beberapa jam setelah mendengar yang asli sudah hilang. Pegawai 27 tahun itu mengunggah desainnya di Facebook dan kebanjiran lebih dari seribu pesanan.
Penduduk kini tak lagi ketakutan saat memakainya. Padahal, tulisan di desain plakat itu bisa disebut melecehkan kerajaan. Mereka bisa dijerat dengan UU lese majeste yang maksimal hukumannya 15 tahun penjara. Aturan lese majeste itulah yang hendak dihapuskan demonstran. ”Negara ini adalah milik rakyat, bukan milik raja karena mereka telah menipu kami,” bunyi tulisan di desain plakat tersebut.
Sebelum ditanam di seberang Grand Palace, desain plakat sudah diunggah di internet. Seluruh penduduk bisa mengakses. Ia menyerupai plakat untuk memperingati akhir dari monarki absolut di Thailand pada 1932.
Plakat yang asli tersebut dicopot dari area kerajaan pada 2017.
Kaus bergambar plakat itu dijual THB 247,50 atau Rp 116 ribu. Dalam kalender era Buddha, 2475 sama dengan 1932. Sedangkan benda-benda yang lebih kecil dijual THB 112 atau Rp 52 ribu. Itu merujuk pada bagian 112 kitab hukum pidana yang melarang penghinaan terhadap raja. Uang penjualan akan disumbangkan untuk United Front of Thammasat and Demonstration (UFTD) yang aktif menggelar aksi serta mengadvokasi aktivis yang ditangkap.