Bersiap Hadapi Fenomena La Nina
SURABAYA, Jawa Pos – Surabaya diperkirakan belum memasuki musim hujan hingga akhir bulan ini. Namun, pemkot sudah mengambil beberapa langkah antisipasi untuk meminimalkan dampak bencana pada musim hujan. Sebab, kondisi di luar normal diprediksi terjadi pada musim hujan mendatang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis informasi bahwa musim hujan akhir tahun ini diperkirakan jauh berbeda dengan sebelumnya. Intensitasnya sangat tinggi. Pemerintah pun sudah memberikan alarm bahaya. Seluruh daerah diminta bersiap
BNPB menjelaskan, pemicu tingginya curah hujan itu adalah fenomena La Nina. Dinamika atmosfer dan laut yang memengaruhi cuaca di sekitar Samudra Pasifik.
Berbeda dengan fenomena El Nino. Dampak yang ditimbulkan El Nino memicu musim kering yang panjang. Kondisi sebaliknya terjadi saat La Nina. Fenomena alam itu justru menimbulkan curah hujan yang tinggi.
Pemkot pun bersiap. Sebagai langkah antisipasi, Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Surabaya diminta siaga. Bersiap dengan mengambil langkah-langkah antisipasi timbulnya bencana.
Kemarin (1/10) Wali kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan pemantauan. Melihat kesiapan BPB linmas. Orang nomor satu di jajaran pemkot itu memelototi sarana dan prasarana (sarpras) penanggulangan bencana. Contohnya, perahu karet. BPB linmas memiliki sepuluh perahu karet. Risma mengecek satu per satu perahu karet itu.
’’Tolong semuanya dicek. Pastikan seluruhnya dicoba,’’ paparnya.
Uji coba itu sangat dibutuhkan. Tujuannya, petugas bisa melihat kondisi perahu karet tersebut. Ada kebocoran atau tidak. Kesiapan mesin pendorong juga dicek. ’’Kalau bocor, segera diperbaiki,’’ tutur Risma.
Tidak hanya perahu karet, Risma juga meminta petugas mengecek mesin pompa air, genset, serta gergaji mesin. Pompa air dan genset berfungsi kala ada genangan dalam satu area. Fungsinya, memompa air yang menggenangi wilayah.
Sementara itu, gergaji mesin berguna sebagai alat pemotong. Sebab, musim hujan biasanya diikuti dengan tiupan angin kencang. Nah, hal tersebut berpotensi merobohkan pohon.
Selain itu, Risma meminta petugas memelototi saluran air dan sungai. Keduanya harus bebas sampah dan sedimen agar tidak menyumbat laju air.
Kepala BPB Linmas Irvan Widyanto menjelaskan, pemkot bersiap menghadapi musim hujan. Kesiapan itu bertujuan menangkal seluruh bencana. ’’Kami tidak ingin ada bencana. Namun, ini bentuk kesiapsiagaan,’’ terangnya.
Bukan hanya linmas. Seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) juga diminta bersiap. Terutama yang berkaitan langsung seperti dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan (DPUBMP) serta dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH). Dua OPD itu diminta memantau saluran air dan sungai.
Irvan menambahkan, pemkot juga akan bekerja sama dengan para pakar. Ahli kebencanaan. Tujuannya, menentukan langkah mitigasi bencana. Di antaranya, memetakan potensi bencana yang muncul.
Menurut dia, warga pun harus bersiap. Salah satu bencana yang kerap muncul adalah kebakaran. ’’Kami siapkan video tutorial untuk mencegah dan menanggulangi bencana,’’ terangnya.
Langkah lain, menyiagakan command center. Petugas diminta stand by 24 jam. Ketika ada laporan warga, petugas langsung melakukan penanganan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) M. Fikser menjelaskan, pemkot memiliki closed circuit television (CCTV). Alat itu tersebar di sejumlah wilayah untuk memantau warga dan bencana. ’’Kami berharap warga melapor ketika ada bencana,’’ terangnya.