Dua Pekan, Semua Indikator Menurun
Kasus Aktif Covid-19 di Jatim Tinggal 7,8 Persen
SURABAYA, Jawa Pos - Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengumumkan situasi terbaru pandemi Covid-19 di Jatim kemarin. Hasilnya, meski persebaran virus bernama lain SARS-CoV-2 itu belum mereda, ada cukup banyak perkembangan yang melegakan.
Salah satunya, seluruh indikator persebaran Covid-19 di Jatim sudah mengalami tren penurunan. Selain itu, metode penanganan yang diterapkan pada para pasien positif menunjukkan dampak positif.
Ada cukup banyak indikator yang mengalami penurunan. Salah satunya adalah tambahan kasus positif. Jika sebelumnya rata-rata di atas 300 orang per hari, selama sepekan terakhir sudah turun di bawah 300 per hari.
Selain itu, kesembuhan pasien mengalami penambahan. Selama sepekan terakhir, ada pertambahan pasien sembuh 300 hingga 512 orang per hari. Kini persentase pasien sembuh sudah tembus 85,12 persen. Terkait dengan layanan kesehatan, jumlah
bed yang disediakan untuk perawatan Covid-19 lebih dari cukup. Dari 6.661 bed, hanya 48 persen yang digunakan. ”Artinya, pasien Covid-19 makin banyak yang sembuh,” ucap Khofifah.
Saat ini pasien Covid-19 aktif (yang dirawat) tinggal 3.360 orang. Atau, hanya 7,8 persen dari total kasus di Jatim. Meski demikian, Khofifah menegaskan bahwa penurunan indikatorindikator tersebut tidak berarti situasi pandemi sudah aman. Satgas Covid-19 Jatim dan kabupaten/kota terus berupaya meningkatkan kedisiplinan di masyarakat. ”Utamanya penerapan standar protokol kesehatan,” katanya.
Yang juga mengalami perbaikan adalah angka kematian menurun. Saat ini persentasenya sudah menurun jadi 7,31 persen. Khofifah menyatakan bahwa upaya untuk menekan angka kematian juga terus dilakukan.
Salah satunya, menganalisis korelasi penyebab kematian pasien tersebut. Dulu pengamatan hanya sebatas ada penyakit penyerta atau tidak. Kini pengamatan merujuk pada indikasi gagal jantung dan gagal napas. ”Pengamatan itu memberikan pemahaman kepada tenaga medis dalam menangani pasien. Terutama, pasien dengan kategori gejala berat,” katanya.
Di bagian lain, Pemprov Jatim juga menerapkan program anyar untuk mencegah persebaran Covid-19. Yakni, melalui program pelatihan behavioural science atau ilmu perubahan perilaku untuk memperkuat penerapan protokol kesehatan di lingkungan masyarakat.
Dubes Kerajaan Inggris Raya untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins berharap program tersebut bermanfaat.