Cegah Klaster Keluarga
BKKBN Kerahkan 1,2 Juta Kader
KLASTER keluarga disebut sebagai salah satu transmisi virus korona yang belakangan ini semakin mengkhawatirkan. Karena itu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk melakukan penyuluhan langsung secara door-to door.
Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, ada tiga segmen yang bisa memutus mata rantai persebaran Covid-19. ”Pertama, segmen hulu, yakni sosialisasi 3M. Tugasnya menyosialisasikan kepada masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” ujarnya.
Kedua, segmen tengah, yakni melakukan skrining masal dan tes swab. Ketiga, segmen hilir, yaitu mencegah mortalitas kematian serta pelayanan paripurna di rumah sakit. Dari tiga segmen itu, BKKBN mendapat tugas melakukan sosialisasi 3M. ”Kami akan bekerja di segmen hulu, yakni bagaimana mengubah perilaku masyarakat,” ungkap Hasto.
Dalam tugasnya mendukung Satgas Covid-19, BKKBN mengerahkan 1,2 juta kader BKKBN di lapangan dan 23.400 penyuluh yang siap melakukan kampanye protokol kesehatan 3M. ”Kader dan penyuluh bisa jadi bagian yang mendukung serta kekuatan BNPB dan Satgas Covid-19.
Kami yakin bisa berperan dan support,” ucapnya.
Deputi Dalduk BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan, ada beberapa cara untuk menyosialisasikan 3M. Selain menyasar individu di luar rumah, sosialisasi BKKBN juga menyasar langsung keluarga dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah. ”Kita berikan penekanan 3M dengan menggandeng ibu atau emak-emak sebagai role model agen perubahan,” terangnya.
Perubahan perilaku di keluarga difokuskan dengan menempatkan peran ibu sebagai tokoh sentral untuk mendorong penerapan 3M. ”Kita butuh dukungan ketua RT-RW sebagai agen perubahan. Kita juga tempatkan tokoh formal dan informal untuk penerapan 3M, lalu memasang stiker patuh 3M di rumah keluarga,” terangnya.
Sekretaris Utama BKKBN Pusat Novrizal menjelaskan, BKKBN memiliki konsep dengan lima tingkat yang saling berkaitan. Pertama, kegiatan promosi perubahan perilaku. Kedua, pemahaman makna dari perubahan new normal.
Ketiga, kepatuhan praktik perilaku yang sudah dijalankan di BKKBN didasarkan pada pengetahuan yang menyeluruh. Keempat, BKKBN ingin kebiasaan baru bisa terjaga dengan baik dan konsisten. Terakhir, membangun model agar penyuluh bisa menjadi pejuang lapangan yang tangguh untuk sosialisasi.