SFP Dibuka dengan Pergelaran Batik
SURABAYA, Jawa Pos − Butuh waktu 10 bulan untuk mewujudkan imajinasi batik milik Stella Lewis. Ramayana menjadi kisah utama dalam batik buatannya. Ada empat koleksi batik yang ditampilkan Stella dalam pembukaan Surabaya Fashion Parade di Food Society Pakuwon Mall kemarin (2/10). ”Karena bikin motif sendiri, jadi prosesnya makin lama. Apalagi beda pembatik, pasti cantingannya beda,” imbuhnya.
Karya yang ditampilkan Stella tersebut sebenarnya kreasi untuk SFP 2019. Stella dan beberapa desainer lainnya juga menyiapkan karya terbaru untuk SFP 2020 ini. ”Nanti ditampilkan 7−8 November mendatang,” jelasnya.
Ajang SFP rutin digelar selama 13 tahun terakhir. Dian Apriliana Dewi, pendiri SFP, mengatakan bahwa SFP biasanya menjadi rangkaian perayaan HUT Surabaya. Namun, pandemi membuat penyelenggaraannya diundur dari April menjadi November. ”Tentu dengan kita ubah beberapa format penyelenggaraannya,” ucap senior promotion manager Pakuwon Mall itu.
Tema yang diangkat kali ini adalah Viable. Tema tersebut dimaknai sebagai kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi tertentu. Di tengah pandemi, dunia fashion dituntut untuk terus bergerak. ”Kita juga fokus di konsep sustainability,” ujar Dian. Konsep tersebut didasari pemanfaatan teknologi yang dinamis dan kesadaran terhadap green fashion yang makin naik.
”Maka, kita gunakan SFP ini sebagai ajang kampanye juga. Apalagi ini tempat kumpulnya desainer, pengajar, siswa, hingga model,” imbuhnya. Melalui konsep tersebut, Dian berharap dampak buruk dalam produksi fashion bisa terus ditekan. Selanjutnya, lahir inovasi-inovasi baru yang ramah lingkungan.