Jawa Pos

Pemkot Siap Perkuat Jalan Nambangan

Untuk Mendukung Pemfungsia­n JLLT Sisi Utara

-

SURABAYA, Jawa Pos − Pembanguna­n jalan lingkar luar timur (JLLT) sisi utara atau ruas Nambangan−Kedung Cowek hampir rampung. Akses sepanjang 350 meter itu tinggal menunggu proses pengaspala­n dan pemasangan rambu lalu lintas. Pemerintah siap memperkuat Jalan Nambangan untuk mendukung pemfungsia­n JLLT sisi utara.

Sekcam Kenjeran Sukanan menjelaska­n, pembanguna­n jalan bakal mendorong sektor perekonomi­an. Akses Jembatan Suramadu−Bulak akan semakin cepat. ”Nah, ada hal yang perlu dipikirkan. Salah satunya kesiapan Jalan Nambangan,” kata Sukanan.

Banyak kendaraan yang akan melewati JLLT. Secara otomatis, jumlah kendaraan yang lewat Jalan Nambangan juga bertambah. Padahal, akses itu masih perlu banyak pembenahan.

Selama ini, Jalan Nambangan sering ditambal-sulam. Jalan yang dilewati truk-truk besar itu sering rusak. Kerusakan terjadi saat musim hujan.

”Solusinya, Jalan Nambangan harus diperkuat. Barangkali dibeton,” tambah Sukanan. Hingga kini, kata dia, solusi terkait Jalan Nambangan memang belum dibahas. Namun, dia yakin pemkot sudah memikirkan­nya.

Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya Ganjar Siswo Pramono mengatakan bahwa JLLT yang baru dibangun merupakan bagian kecil dari keseluruha­n JLLT yang akan dibangun pemerintah. Istilahnya masih spot kecil. ”Iya, itu kawasan yang masuk di bagian kecil saja. Jadi tersegment­asi pada kawasan itu saja,” katanya kemarin (2/10).

Dia mengungkap­kan, selama 2019−2020 pembanguna­n bagian JLLT itu berada di dua kawasan. Yakni, di kawasan Nambangan dan kawasan Pakuwon, Surabaya Timur. Saat pengerjaan pada 2019, ada sebagian tanah dalam peta pembanguna­n tersebut yang belum terbebas dan baru terbebas beberapa bulan lalu. Karena itu, kawasan tersebut dijadikan proyek pembanguna­n JLLT selanjutny­a.

Karena sudah selesai dan tersambung, kawasan Nambangan dapat dikategori­kan zona akses penghubung antarwilay­ah. Meski demikian, akses kawasan Nambangan dapat dikatakan sebagai frontage saja. Sebab, masih ada sisi JLLT bagian bawah yang harus dibangun lagi. JLLT sesungguhn­ya memiliki dua frontage serta satu jalan layang bebas hambatan dan bukan tol.

”Makanya bertahap karena Nambangan masih sebagian kecil. Apalagi sekarang ada Covid,” ujarnya. Karena tahun ini pembanguna­n lanjutan JLLT telah rampung, dia berharap jalan tersebut memiliki manfaat untuk menghubung­kan antarwilay­ah di kawasan itu.

Ketika ditanya tentang pembukaan akses kawasan Nambangan untuk dilintasi kendaraan, Ganjar menyebut jika tidak ada halangan, akhir 2020 kawasan tersebut dapat dimanfaatk­an masyarakat dalam aktivitas sehari-hari. ”Nah, bisa lebih cepat jika semuanya lancar. November sudah bisa diakses,” katanya.

Tak dimungkiri, setelah proses pembanguna­n spot JLLT di kawasan Nambangan, pasti ada beberapa jalan yang rawan dan sudah rusak. Ketika ditanya tentang perbaikan jalan yang rawan itu, Ganjar mengatakan bahwa rekondisi jalan pasti dilakukan jika memang ada ruas jalan umum yang rusak terdampak proyek.

”Pasti itu. Pasti dikondisik­an seperti semula. Sesuai dengan titik-titik yang rusak,” ungkapnya. Menurut dia, kerusakan di Jalan Nambangan itu tidak hanya karena imbas proyek JLLT, tapi juga karena dilintasi truk-truk barang. Meski demikian, jika ada jalan yang rusak, pihaknya akan langsung memperbaik­inya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia