Tes Swab Tukang Cukur agar Aman Layani Konsumen
SURABAYA, Jawa Pos – Pemerintah Kecamatan Bubutan mengumpulkan puluhan tukang cukur dan pengusaha salon di wilayahnya kemarin (2/10). Mereka tidak diberi bantuan. Para tukang cukur dites swab agar aman melayani konsumen.
Tes swab masal dilakukan di Museum dr Soetomo, Jalan Bubutan. Ada sekitar 40 tukang cukur yang menjalani pemeriksaan gratis. Uji swab juga diikuti petugas kecamatan dan kelurahan.
Kasi Trantib Kecamatan Bubutan Karjoko menjelaskan, pelaksanaan tes untuk tukang cukur sangat penting. Hal itu merupakan upaya untuk mencegah persebaran Covid-19. ’’Sehari-hari mereka melayani banyak orang. Jadi, rentan menyebarkan virus,’’ katanya.
Dia menegaskan, uji swab dilakukan secara gratis. Kecamatan bekerja sama dengan Pemkot Surabaya untuk melakukan pemeriksaan. ’’Hasilnya belum diketahui. Yang positif harus menutup usahanya sementara,’’ tutur Karjoko.
Menurut dia, tukang cukur yang diundang sudah dipilih. Mereka memiliki banyak pelanggan. Dalam sehari, pengusaha di bidang jasa itu rata-rata melayani 20 orang.
Karjoko melanjutkan, operasi masker terus digelar di wilayahnya. Sasarannya, pusat-pusat keramaian. Pelanggar tidak saja disita KTP-nya. Mereka juga langsung dites swab.
Kemarin operasi patuh masker itu dilaksanakan di depan Puskesmas Sidotopo Wetan. Aparat gabungan TNI, kepolisian, dan Satpol PP Kota Surabaya mencegat beberapa warga yang tidak memakai masker saat melintas.
Lurah Sidotopo Wetan Muhamad Samsul Huda menuturkan, operasi tersebut sengaja dilakukan di jalur penghubung jalan utama dengan gang permukiman. ’’Meski hanya di kampung atau jalanan kampung, keluar ya tetap pakai masker,’’ ujarnya kepada sejumlah warga yang kedapatan tak memakai masker.
Warga yang tidak bermasker langsung didata dan diperiksa kesehatannya di Puskesmas Sidotopo Wetan. Ada pula yang langsung dites swab. ’’Ada lima orang yang langsung dites,’’ ucapnya.
Dia menambahkan, pelaksanaan tes itu tidak semata-mata untuk membuat efek jera, tapi juga meminimalkan persebaran Covid-19. Jika hasilnya positif, tentu akan dilakukan tracing. Lalu, jika negatif, penguatan protokol kesehatan bakal diperketat.