Butuh Pendonor Plasma Konvalesen Lebih Banyak
Agar Stok Aman hingga Akhir Tahun
SURABAYA, Jawa Pos - Donor plasma konvalesen di unit transfusi darah (UTD) PMI Kota Surabaya mulai meningkat setiap bulan. Meski begitu, PMI berharap lebih banyak lagi pendonor plasma untuk mengamankan stok agar bisa didistribusikan ke rumah sakit yang membutuhkan. Amankan stok hingga akhir tahun.
Hingga kemarin, stok plasma konvalesen di UTD PMI Surabaya mencapai 38 kantong. Meliputi golongan darah A (10), golongan darah B (16), golongan darah AB (8), dan golongan darah O (4). ”Sementara kebutuhan harian plasma konvalesen setiap hari rata-rata mencapai sepuluh kantong,” ucap Kabag Pelayanan dan Humas UTD PMI Kota Surabaya dr Martono Adi kemarin. Sementara itu, untuk pendonor plasma, dalam sehari ada tiga sampai lima orang.
Untuk satu pendonor, bisa diambil donor plasma hingga 600 cc. Ketika diolah dan dikemas, satu orang bisa menyum_bang tiga kantong plasma konvalesen dengan kapasitas 200 cc per kantong. Dengan pembagian itu, satu orang bisa menolong tiga pasien yang sedang berjuang untuk sembuh melawan Covid-19.
Berbeda dengan pendonor umum, donor plasma konvalesen punya persyaratan ketat. Salah satunya, pendonor adalah penyintas Covid-19. Atau, mereka yang pernah positif Covid-19 dan kemudian dinyatakan sembuh. Tak hanya itu, pendonor juga diminta berjenis kelamin laki-laki. Syarat lainnya adalah memiliki antibodi yang cukup.
”Saat ini memang sudah banyak pendonor yang diterima. Tidak banyak yang ditolak karena kurang memenuhi persyaratan,” jelasnya. Semua itu dilakukan lantaran petugas UTD
PMI sudah memberikan surat edaran dan pengumuman di berbagai rumah sakit rujukan. Dengan demikian, pendonor tahu syarat apa saja yang dipenuhi.
Martono menyarankan bagi penyintas Covid-19 yang ingin mendonor, sebaiknya dilakukan 14 hari setelah dinyatakan negatif. Pada masa itu, antibodi penyintas masih tinggi. Dengan demikian, pengambilan plasma bisa lebih banyak. Semakin lama waktu donor, antibodi yang diambil untuk plasma konvalesen makin sedikit.
”Setelah tiga bulan dinyatakan sembuh, sangat mungkin tidak bisa donor plasma,” jelasnya. Untuk itu, semakin cepat penyintas donor, lebih baik. Mereka yang dinyatakan sembuh juga bisa donor dalam jangka waktu dua minggu sekali.
Berbeda dengan donor biasa yang memiliki masa kedaluwarsa singkat, Martono menjabarkan plasma konvalesen punya masa simpan yang panjang. Jika donor darah biasa hanya bertahan hitungan hari hingga sepekan, stok plasma konvalesen bisa bertahan dalam kondisi beku hingga setahun.
Kondisi itu membuat stok plasma konvalesen sangat dibutuhkan. Karena masanya panjang, stok yang terkumpul akan aman dan dapat digunakan untuk pasien. ”Untuk itu, kami ingin mengajak pasien sembuh Covid agar ikut berpartisipasi,” terangnya.