Pedagang Pasar Jetis Harus Pindah sebelum 30 Oktober
SIDOARJO, Jawa Pos – Bertahun-tahun, para pedagang Pasar Tradisional Jetis, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Sidoarjo, berjualan di emperan. Akibatnya, kawasan itu terkesan kumuh. Belum lagi banyak lintasan kendaraan bermotor. Tentu hal tersebut membahayakan pembeli.
Karena itu, perusahaan daerah aneka usaha (PDAU) berencana merelokasi pedagang pasar di kawasan Jetis. Dagangan mereka akan dimasukkan ke bangunan belakang Sidoarjo Plaza. ”Sudah kami siapkan 70 stan dan tinggal pakai,” ujar Pjs Direktur PDAU
Sudibyo kemarin.
Dia menyampaikan, jumlah stan sudah disesuaikan dengan jumlah pedagang. Pihaknya siap mengakomodasi kebutuhan mereka. ”Stannya telah ditentukan. Mereka menempati maksimal 20 Oktober besok,” lanjutnya.
Jika belum pindah ke dalam pasar, PDAU bekerja sama dengan Pemkab Sidoarjo untuk melakukan pengawasan dan penindakan langsung. Sudibyo berharap penataan pasar tersebut dapat menciptakan lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman bagi warga sekitar.
Biaya sewa stan yang dibebani kepada pedagang pun tidak terlalu tinggi. Pedagang, ungkap Sudibyo, membayar Rp 8.000 per hari. Perinciannya, Rp 2.000 untuk biaya kebersihan. Sementara itu, sisanya digunakan untuk operasional seperti kebutuhan listrik dan air.
Salah seorang pedagang, Siti Khadijah, mengaku berjualan sayur sejak kecil. Selama itu, hasil penjualan tidak selalu berjalan mulus, kadang laris, tapi kadang sepi pembeli. Belum lagi di tengah pandemi, pengunjung tak sebanyak dulu. ”Pelanggan sudah jarang datang,” katanya.
Menurut Siti, kabar relokasi pasar sudah disosialisasikan jauh-jauh hari. Dia pun akan pindah ke dalam pasar pada 20 Oktober mendatang. Namun, dia sedikit keberatan lantaran biaya sewa Rp 8.000 per hari.
”Kalau di emperan, hanya bayar Rp 2.000 untuk kebersihan. Sebenarnya bayar Rp 8.000 nggak masalah, tapi nanti laku atau tidak. Berjualan di luar saja setengah mati,” tambahnya.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Disperindag Sidoarjo Listiyaningsih menyampaikan, relokasi pedagang pasar di kawasan Jetis sangat dinantikan. Pihaknya berencana menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan. ”PKL ditertibkan, lalu dipindah ke lokasi yang sama dengan pedagang pasar,” ujarnya.
Jadi, bangunan belakang Sidoarjo Plaza akan ditempati pedagang pasar dan PKL nonkuliner. Ada pembatas di kedua dinding, tetapi masih terintegrasi karena terdapat pintu. Dengan demikian, masyarakat bisa berbelanja, kemudian mencari kebutuhan seharihari lainnya di stan PKL nonkuliner.