Kampanye Tatap Muka Masih Dominan
SURABAYA, Jawa Pos - Seluruh kontestan pilkada serentak 2020 Jatim sudah diimbau untuk mengurangi aktivitas kampanye yang melibatkan massa. Namun, imbauan itu masih sulit dipatuhi.
Indikasinya, para kandidat maupun tim sukses masih lebih memilih metode itu untuk menggalang dukungan. Tak sedikit di antaranya yang diketahui melanggar protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Fakta itu terungkap dari hasil analisis pelaksanaan kampanye pilkada serentak 2020 yang dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jatim dan seluruh jajarannya.
Berdasar analisis selama 10 hari terakhir, kampanye tatap muka masih dipilih kontestan. ”Fenomena itu sebenarnya tak selaras dengan imbauan pemerintah dan KPU agar kandidat menggelar kampanye secara daring,” kata Komisioner Bawaslu Jatim Aang Kunaifi kemarin.
Berdasar hasil analisis, metode kampanye tatap muka dilakukan para kandidat di seluruh kabupaten/ kota penyelenggara pilkada di Jatim. Sejauh ini, Tuban merupakan daerah dengan jumlah kampanye tatap muka terbanyak, mencapai 150 kali. Selanjutnya Kota Surabaya yang mencapai 79 kali kampanye tatap muka. ”Jumlah ini harus dievaluasi,” katanya.
Tak hanya itu, Bawaslu juga menemukan dugaan pelanggaran standar protokol kesehatan selama masa kampanye. Total ada 46 pelanggaran yang terjadi di 8 kabupaten dan kota.
Terkait temuan tersebut, Bawaslu mengambil beberapa langkah. Mulai pembubaran kegiatan tersebut hingga
Fenomena (kampanye tatap muka) itu sebenarnya tak selaras dengan imbauan pemerintah dan KPU agar kandidat menggelar kampanye secara daring.’’
AANG KUNAIFI Komisioner Bawaslu Jatim
memberikan teguran. ”Untuk pembubaran, ada empat kegiatan,” ungkapnya.
Berdasar hasil telaah tersebut, diketahui bahwa kampanye tatap muka masih dianggap paling efektif oleh kandidat/tim pemenangan. Karena itu, calon lebih sering bertemu langsung dengan warga. Situasi itu juga terjadi karena belum semua masyarakat memiliki kesadaran menerapkan konsep new normal di masa pandemi Covid-19.
Di sisi lain, banyak daerah yang jaringan internetnya belum maksimal. Mereka enggan menggunakan sistem online untuk kampanye. ”Dampaknya, kampanye tatap muka masih mendominasi,” jelas dia.
Bawaslu juga memantau kondisi risiko daerah terhadap penilaran virus tersebut. Banyuwangi termasuk daerah dengan kasus Covid yang cukup tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan pada pekan sebelumnya. Sudah ada penurunan. ”Karena itu, relatif aman dan tetap diminta untuk waspada,” ucapnya.