Pamerkan Kebun Bibit Tanaman Hidroponik
SURABAYA, Jawa Pos - Ajang Surabaya Smart City (SSC) menuju 150 besar. Dewan juri yang berasal dari pemerhati lingkungan manyambangi RT 6, RW 3, dan RT 7, RW 3, Tambak Segaran, Kelurahan Tambakrejo, Simokerto. Mereka melakukan penilaian dan mencari tahu keunggulan dua kampung tersebut.
Di RT 6, para juri disambut cukup semarak. Bukan saja dengan yel-yel. Beberapa warga juga memamerkan produk kreatifnya. Yakni, fashion yang dibuat dari barang bekas. ’’Itu bajunya dari plastik-plastik yang dikumpulkan warga. Kami mengumpulkannya lewat bank sampah,” kata Anang Santoso, ketua RT 6, RW3, Kelurahan Tambakrejo.
Dia menjelaskan bahwa masyarakat tidak hanya menyulap barang bekas jadi kostumunik.Namun,merekajugamembuat wadah lampu dan hiasan lain yang dipasang di fasilitas umum.Ada yang menariksaatberkunjungdiRT6.Masyarakat memiliki kebun bibit hidroponik yang lokasinya di dekat lapangan. Kebun itu dikelola kelompok wanita tani (KWT)
Ukurannnya 20 x17 meter. Keberadaan kebun bibit layak mendapat apresiasi karena turut memberdayakan masyarakat. Ada proses pembibitan di lahan tersebut. Sebagian bibit itu disebar ke rumah-rumah warga untuk ditanam secara mandiri.
Selain pembibitan, kebun juga dipakai untuk mengembangkan tanaman hidroponik. Tercatat ada puluhan jenis tanaman. Mulai kangkung, selada, sawi, jahe, hingga tomat. ’’Kangkung dipanen dua minggu sekali. Hasil penjualan untuk kas KWT dan pengembangan kebun,” jelas Anang.
Dia menyebutkan, beberapa warga kreatif dengan mengoptimalkan hasil penanaman secara hidroponik. Mereka tidak saja menjualnya secara mentahan. Ada yang mengolahnya jadi keripik, puding, dan minuman tradisional. Sebagian produk telah dijual di pasaran.
Selain berkunjung ke RT 6, juri juga mendatangi RT 7. Mereka mengelilingi kawasan permukiman. Tidak sekadar melihat tanaman. Juri juga meneliti pengolahan sampah di masyarakat. Termasuk prosedur pemilahan sampah basah dan kering.