Budi Daya Ikan dan Sayuran untuk Kemandirian Ekonomi
SURABAYA, Jawa Pos – Ketahanan pangan kian diperhatikan warga RT 1, RW 11, Kelurahan Babat Jerawat, Pakal. Pandemi membuat warga bahu-membahu menyediakan bahan pangan yang terjangkau. Itulah salah satu poin yang mereka paparkan ke tim juri Surabaya Smart City (SSC)
Dalam empat bulan terakhir, warga mengembangkan budi daya ikan nila dan gurami. Rencananya, hasil panen dijual kepada warga sekitar dengan harga yang lebih murah. ”Kami juga sudah dapat pesanan dari pihak luar kalau nanti panen. Kalau nanti panennya semakin banyak dan bagus, kami ingin jual ke rumah makan atau restoran,” ujar Lilis Widiastuti, ketua Tim Penggerak PKK RT 1, RW 11, Kelurahan Babat Jerawat, Pakal, kemarin (9/10).
Sebelumnya, warga RT 1, RW 11, memiliki kolam untuk budi daya lele. Aktivitas budi daya tersebut dilakukan sejak empat tahun lalu. Sekali panen, tmereka bisa menghasilkan 50 kilogram (kg) ikan lele. Sebanyak 30 persennya dijual dengan harga murah untuk warga sekitar. Sisanya dijual ke tukang sayur serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kuliner.
Di luar itu, warga melanjutkan pengembangan greenhouse yang menampung beragam tanaman pangan seperti labu kuning, singkong, anggur, sawi, dan pepaya. Greenhouse itu menggunakan medium tanah dan hidroponik. Buah dan sayuran yang dihasilkan dari greenhouse juga dijual kepada warga dengan harga yang lebih murah ketimbang harga di pasaran.
Lilis menuturkan, upaya budi daya ikan dan tanaman pangan itu akan sangat membantu keuanganwargadanpelakuUMKM. Sebab,merekabisamendapatkan bahanpangandenganhargayang lebih terjangkau. ”Apalagi, kan banyak tetangga dan kerabat kita yang mengalami kesulitan akibat pandemi. Harapannya, kegiatan ini bisa menolong kebutuhan pangan warga,” tuturnya.
Kegiatan yang mengusung aspek ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi itu tidak semata-mata dilakukan dalam rangka lomba SSC. Sebab, warga juga ingin kampungnya menghasilkan lebih banyak produk pangan. Karena itulah, perhatian warga pada perhelatan SSC kali ini tidak sebatas peduli terhadap lingkungan. ”Kalau di luar budi daya ikan dan sayuran ini, kami juga bikin maggot, melestarikan lingkungan, dan mengelola sampah,” paparnya.
Kelurahan Babat Jerawat adalah 1 di antara 13 kelurahan yang lolos babak 500 besar SSC. Sebelumnya, ada 34 kelurahan di Kecamatan Pakal yang mengikuti kompetisi tersebut. Rencananya, 150 besar peserta diumumkan bulan depan.