Asa Memulihkan Ekonomi Akibat Pandemi
PANDEMI Covid-19 membawa dampak besar terhadap berbagai sektor. Tak terkecuali ekonomi. Kini, seiring dengan meredanya persebaran virus korona, pemulihan ekonomi menjadi salah satu agenda yang digenjot pemprov.
Di tengah-tengah peringatan HUT Ke-75 Jatim, berbagai ikhtiar tersebut mulai membuahkan hasil positif. Pemulihan ekonomi di provinsi ini sudah terlihat. Hal itu tampak dari sejumlah parameter.
Kepala Bank Indonesia (BI) Jatim Difi A. Johansyah mengatakan, recovery ekonomi di Jatim tampak sejak September lalu. Salah satunya terlihat dari daya beli masyarakat yang meningkat. ’’Semua itu didorong realisasi APBD,’’ ucapnya.
Realisasi APBD Jatim yang sudah di atas 60 persen mampu menjaga stabilitas ekonomi.
Selain itu, inflasi di Jatim tak begitu terdampak pandemi. Saat ini berada di angka 0,04 persen. Kontraksi ekonomi yang dialami Jatim juga rendah. ’’Ini tren bagus untuk sisa periode pada 2020,’’ ungkapnya.
Dalam sebulan terakhir, pemprov memang begitu getol menggulirkan sejumlah program pemulihan ekonomi melalui road show ke seluruh kabupaten/kota. Program itu meliputi bantuan permodalan, sertifikasi lahan untuk penguatan ekonomi, hingga bantuan subsidi upah. ”Lewat program itu, salah satu targetnya adalah memperbanyak uang beredar di masyarakat,” kata Gubernur
Khofifah Indar Parawansa.
Selain itu, ada penguatan permodalan dan penguatan ekonomi melalui sertifikasi lahan kepada masyarakat sehingga bisa jadi modal usaha. Pemprov bersama sejumlah lembaga keuangan milik daerah juga menyiapkan program bantuan modal untuk masyarakat. ”Sertifikat bisa menjadi jaminan permodalan itu,’’ kata Direktur Utama Bank UMKM Jatim Yudi Maharani.
Kondisi-kondisi itulah yang membuat prospek ekonomi Jatim pada 2021 cukup menjanjikan. Namun, standar protokol kesehatan harus diterapkan. Sebab, pandemi Covid-19 belum berakhir. Aktivas ekonomi bisa berjalan selama standar protokol itu diterapkan.