Atur Kecepatan Gowes, Patuhi Rambu
MASIH ada hal positif di tengah pandemi ini. Yakni, tren bersepeda untuk sarana mobilitas. Tak hanya di Indonesia, tapi masyarakat di berbagai negara mulai beralih ke sepeda sebagai moda transportasi pribadi.
Bersepeda melatih banyak otot tubuh seperti perut, paha, betis, dan kaki. Selain itu, bersepeda membantu membakar lemak, mencegah obesitas, dan meningkatkan stamina.
Namun, keamanan diri saat bersepeda tak boleh luput diperhatikan. Misalnya, menggunakan helm, memastikan sepeda dilengkapi lampu, atau mengenakan pakaian yang bersinar jika bersepeda pada malam hari. Tubuh juga harus dalam kondisi fit saat mengayuh. Pesepeda juga wajib mematuhi rambu lalu lintas demi keselamatan bersama.
Bagi pemula, bersepeda harus dilakukan secara bertahap. Ketua Bike2Work Indonesia Poetoet Soedarjanto menjelaskan, pemula sebaiknya bersepeda seminggu sekali, kemudian ditingkatkan intensitasnya menjadi seminggu 3-4 kali. Apabila sudah terbiasa, bisa dilakukan setiap hari.
Protokol kesehatan saat bersepeda juga harus diperhatikan. Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dr Andhika Raspati memberikan tip aman bersepeda di masa pandemi. Di era adaptasi kebiasaan baru, tetap harus diberlakukan jaga jarak dan pakai masker di mana saja untuk menghindari droplet.
”Perlu diatur intensitas kecepatan gowesnya untuk mengatur napas agar tidak sesak napas saat menggunakan masker. Penggunaan face shield saja tidak dianjurkan karena masih ada celah untuk droplet,” jelasnya.
Dr Andhika yang juga menjabat kepala bidang medis di Federasi Balap Sepeda Indonesia PB ISSI berpesan agar masyarakat bersepeda untuk memenuhi kebutuhan saja. ”Tidak perlu berkumpul. Jika berkumpul, tetap patuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.