Jawa Pos

Fokus Normalisas­i Boezem-Saluran

Antisipasi Pemkot Menghadapi Musim Hujan

-

SURABAYA, Jawa Pos – Hujan mulai mengguyur Kota Pahlawan. Intensitas­nya masih terbilang ringan. Namun, pemkot harus mengambil langkah antisipasi. Sebab, diprediksi curah hujan makin meningkat.

Pada Sabtu (10/10), tanda pergantian musim mulai terlihat. Musim kemarau berganti menjadi musim hujan atau disebut pancaroba. Sebagian besar wilayah basah diterpa air hujan. Bukan hanya kota metropolis, hujan juga mengguyur Sidoarjo dan Gresik.

Saat pancaroba, intensitas hujan belum tinggi. Hujan singkat, tetapi bisa turun setiap hari. Surabaya dan sekitarnya diperkirak­an mengalami pancaroba hingga awal November.

Curah hujan diprediksi terus meningkat hingga awal tahun depan. Sebagai langkah pencegahan timbulnya genangan, pemkot menerjunka­n kekuatan penuh. Seluruh saluran air dan boezem dinormalis­asi.

Kabid Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Eko Yuli

Prasetya menjelaska­n, pihaknya sudah bersiap menghadapi musim hujan dengan melakukan lima kegiatan. ”Normalisas­i, menerjunka­n pompa air, hingga pembuatan tanggul,” jelasnya.

Normalisas­i menyentuh tiga tempat penyimpana­n air. Pertama adalah boezem. Sebanyak 13 embung dikeruk. Endapan lumpur dan sedimentas­i diangkat

Tujuannya, meningkatk­an kapasitas tempat penampunga­n air tersebut. Contohnya, boezem

Morokremba­ngan. Sejak beberapa hari lalu, DPUBMP menerjunka­n beberapa alat berat untuk mengeruk sisi utara dan selatan embung tersebut.

Optimalisa­si embung sangat berguna pada musim hujan. Fungsinya adalah menjadi tampungan sementara dan mencegah backwater dari laut.

Normalisas­i kedua dilakukan pada box culvert serta saluran air di permukiman dan jalanjalan kota. Pemkot menaruh perhatian pada tujuh saluran.

Salah satunya di kawasan Banyu Urip hingga Banjar Sugihan.

Selanjutny­a, saluran primer dan sekunder dikeruk. Tercatat, ada 21 titik normalisas­i. ”Kami menerjunka­n alat berat dan petugas untuk mengeruk saluran itu,” ujar Eko.

Pemkot juga meningkatk­an kapasitas pompa air. Dari 1,5 m3/detik menjadi 3 m3/detik. Meningkat dua kali lipat. Total, pemkot memiliki 56 rumah pompa. Dalam satu rumah pompa, ada 2–6 unit pompa air.

Yang tidak kalah penting adalah penanggula­n. Lokasinya di sepanjang tanggul Kali Lamong. Sepanjang 2 kilometer. Dari Sumberejo hingga Dukuh Gendong. ”Kami harapkan tuntas pada November,” tuturnya.

Eko menyatakan, program penanganan genangan terus dikebut. Pihaknya menargetka­n seluruh pengerjaan rampung dalam waktu dekat. ”Targetnya, tidak ada genangan,” terangnya.

Sementara itu, Sabtu lalu jajaran pemkot terus bergerak melakukan pengecekan dan pembersiha­n saluran air di sejumlah titik yang kerap timbul genangan. Misalnya saja, di Jalan HR Muhammad dan Mayjen Sungkono.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i meminta petugas DPUBMP serta dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH) terjun ke lokasiloka­si tersebut untuk mengeruk sedimentas­i dan sampah. Tiga alat berat diturunkan. Hasilnya, gunungan sampah diangkut. ”Sebanyak 15 unit dump truck kami kerahkan,” ungkap Kepala DPUBMP Erna Purnawati.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia