Jawa Pos

Gerak Pemandu Dilatih agar Lebih Komunikati­f

Petugas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya berupaya beradaptas­i dengan situasi pandemi. Mereka menggelar kegiatan penjelajah­an tempattemp­at wisata secara daring. Virtual tour dimulai dari kawasan Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember

- EKO HENDRI SAIFUL,

Jawa Pos

SUDAH lebih dari tiga bulan kawasan Tugu Pahlawan ditutup total gara-gara pandemi Covid-19. Area itu disterilka­n dari pengunjung hingga waktu yang belum diketahui. Selama ditutup, banyak warga yang kangen dengan suasana kompleks Tugu Pahlawan. Bukan saja warga Surabaya, tetapi juga masyarakat di kota lain.

Maklum, selama ini kawasan Tugu Pahlawan memang bukan sekadar destinasi wisata. Sebelum pandemi, banyak orang yang berolahrag­a setiap Minggu di kawasan tersebut. Mereka datang bersama keluarga. Bisa juga dengan teman-temannya.

’’Yang pasti, saya kangen selfie di depan cagar budaya. Tak sabar berkunjung lagi,” kata Kirania, warga Krembangan, saat dihubungi Jawa Pos.

Kirania mengaku, sebagian kangennyat­elahteroba­ti.Perempuan berusia28t­ahunituter­hiburdenga­n virtualtou­rkawasanTu­guPahlawan yangdigela­rDisbudpar­Surabaya.

Penjelajah­an secara daring dilakukan selama dua hari. Yakni 28-29 September 2020. Selama pelaksanaa­n, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Itu terlihat dari peserta kegiatan yang menggunaka­n aplikasi Zoom

Bukan hanya warga Surabaya. Peserta tur juga berasal dari luar daerah. Mereka penasaran dengan ikon Kota Pahlawan. Termasuk bentuknya pascarenov­asi.

Selama ditutup, memang ada kegiatan penataan di kompleks cagar budaya. Tugu yang menjulang tinggi dicat lagi. Selain itu, ada perbaikan di bagian dalam. Termasuk akses ke Museum 10 Nopember.

Kepala UPTD Tugu Pahlawan, Museum, Balai Pemuda, dan THR Disbudpar Kota Surabaya Rusdi Ismet menjelaska­n, pelaksanaa­n tur bukan tanpa latar belakang. Penjelajah­an sengaja dibuat untuk mengobati rasa kangen masyarakat.

’’Yang pengin berkunjung banyak. Tapi, tak bisa karena pandemi,” kata Rusdi.

Menurut dia, kegiatan tur pertama telah dievaluasi. Hasil musyawarah akan dipakai untuk memperbaik­i virtual tour edisi kedua.

Rusdi menjelaska­n bahwa pelaksanaa­n tur tidak ujug-ujug. Sebelumnya, disbudpar membentuk tim khusus. Orang-orangnya dipilih. Tidak sekadar mengetahui seluk-beluk kawasan Tugu Pahlawan. Anggota tim juga wajib memahami perkembang­an teknologi digital.

Pengetahua­n terkait teknologi sangat penting. Termasuk teknik menggunaka­n kamera dan penataan lampu. Hal itu penting agar sajian tak mengecewak­an penonton. Apalagi sampai membosanka­n.

Menurut Rusdi, ada belasan orang yang terlibat dalam penjelahan secara daring. Ada pemandu wisata. Ada pula yang bertugas sebagai videografe­r. Seluruh anggota tim merupakan pegawai disbudpar. Pelaksanaa­n tur dibantu Dinas Kominfo Surabaya untuk fasilitas internet.

Sebelum tur, kata Rusdi, ada beberapa simulasi yang dilakukan tim Disdbupar Kota Surabaya. Simulasi berlangsun­g lebih dari tiga kali. Tim juga meminta masukan-masukan untuk pengembang­an kegiatan penjelajah­an lokasi wisata. ’’Pemandunya benar-benar dilatih. Tidak sekadar mengerti sejarah dan bisa berbicara,” kata Rusdi.

Menurut dia, pemandu wisata harus mengatur gerak tubuhnya. Tujuannya tidak mengganggu proses pengambila­n gambar. Bahkan bisa terlihat lebih komunikati­f.

Menurut Rusdi, ada beberapa upaya yang dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat.

Salah satunya membuat muralmural baru di pagar kawasan Tugu Pahlawan. Mural itu tampak menarik.

Tidak saja berwarna-warni, gambar tersebut juga menceritak­an sosok pahlawan yang patungnya berada di Tugu Pahlawan. Misalnya, patung Gubernur Suryo. ’’Kami berharap mural-mural itu bisa menghibur masyarakat,” ungkap Rusdi.

Dia menjelaska­n, diadakanny­a virtual tour bertujuan untuk edukasi masyarakat. Karena itu, informasi yang diberikan pemandu harus benar. Tidak boleh ada kesalahan dalam penjelasan suatu sejarah.

Virtual tour kawasan Tugu Pahlawan masih tahap awal. Ke depan ada lagi penjelajah­an secara daring. Disbupar bakal mengupas museum-museum di Kota Surabaya.

 ?? ALEX QOMARULLA/JAWA POS ?? CERITA BERSEJARAH: Petugas dari disbudpar saat menjelaska­n mural perjuangan melawan penjajah.
ALEX QOMARULLA/JAWA POS CERITA BERSEJARAH: Petugas dari disbudpar saat menjelaska­n mural perjuangan melawan penjajah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia