Tampilkan Kreativitas Gamelan lewat Jelajah Bunyi
Penuhi Protokol Kesehatan, Pertunjukan tanpa Penonton
SURABAYA, Jawa Pos – Bunyi gamelan, denting keyboard, dan gesekan selo bersatu padu saat musik bertajuk Tetabuhan dimainkan. Itu adalah satu dari empat karya musik pada pertunjukan Jelajah Bunyi #2. Acara tersebut merupakan pertunjukan musik tradisional gamelan oleh kelompok Gamelan Sawunggaling. Kegiatan itu ditayangkan secara virtual melalui kanal YouTube sejak Sabtu (10/10).
Karya musik Tetabuhan mengawali acara tersebut yang dibawakan tiga seniman muda. Mereka memadukan gamelan dengan ragam instrumen musik lain. Yakni, keyboard dan selo. Tiga alat musik tersebut membuat komposisinya begitu harmoni selama lima menit. Tetabuhan itu bermakna antara pasti dan imajinasi.
’’Maksudnya mewujudkan imajinasi musik yang beragam pada suatu hal yang pasti, seperti di karya itu,” kata komposer Tetabuhan Rofi’ul Fajar.
Ada juga karya bertajuk Sapih. Di mana tiga seniman muda memainkan sejumlah bonang barung dan penerus yang merupakan bagian dari alat musik gamelan. Awalnya, mereka bergantian memainkannya dari ketiga sisi. Lalu dilanjutkan dengan permainan bersama dengan durasi 4 menit 35 detik. Musik Sapih tersebut bermakna pengenalan konsumsi manusia yang sesungguhnya.
’’Ada kalanya suatu hal baik harus ditinggalkan. Itu terjadi dalam proses kehidupan manusia,” kata komposer Sapih Haiz Aidil.
Karya-karya musik tersebut merupakan bagian dari kreativitas anggota Gamelan Sawunggaling. Mereka menyiapkannya untuk agenda tahunan itu. Di mana pertunjukan musik tradisional gamelan ditampilkan dengan nuansa yang berbeda dan baru. Misalnya dengan mengeksplorasi bunyi dan memadukannya dengan alat musik yang lain. Setiap karya memiliki makna tersendiri. Baik makna musik maupun menyoroti fenomena kehidupan.
Tujuan acara tersebut adalah mengenalkan kekayaan seni gamelan. ’’Bahwa musik gamelan memang sangat kaya dalam menghasilkan karakter atau warna bunyi,” jelas Andy Rahman Arif, ketua produksi.
Acara tersebut rutin digelar tiap tahun. Ini adalah kali kedua. Namun, acara digelar dengan mematuhi protokol kesehatan dengan tanpa penonton. Sebagai gantinya, penikmat seni bisa menikmatinya secara virtual di Instagram dan YouTube Gamelan Sawunggaling.