Jawa Pos

Ramai-Ramai Bakal Bubarkan Tim

Jika Hari Ini Tak Ada Kepastian Kompetisi

-

BANGKALAN, Jawa Pos – Madura United akan menuntut ketegasan PT LIB dan PSSI dalam club meeting yang membahas nasib kompetisi musim 2020 hari ini. Mereka berharap sudah ada keputusan final pada agenda nanti. Tidak menggantun­g. Apalagi kalau masih ada diskusi.

Tim berjuluk Sape Kerrap tersebut berharap kesiapan PT LIB dalam melanjutka­n atau menghentik­an kompetisi disampaika­n dengan tegas. Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu Zia Ulhaq Abdurrahim mengaku sudah lelah jika belum ada keputusan final dalam pertemuan nanti.

’’Kalau lanjut, ya monggo. Kalau stop, ya katakan stop. Tanpa harus ada rapat-rapat lagi. Kami sudah capek dan lelah. Karena kami dari awal sudah menolak adanya kompetisi,’’ ucap Zia.

Madura United memang sempat lantang menolak kompetisi dilanjutka­n. Namun, mereka akhirnya melunak saat PT LIB melanjutka­n kompetisi Liga 1 2020. Bahkan, mereka menjadi salah satu tim yang serius dalam mempersiap­kan tim.

Itu dibuktikan saat Madura United mendatangk­an Bruno Lopes untuk mengisi slot pemain asing yang ditinggalk­an Emmanuel Oti Essigba. Apabila kompetisi dihentikan, tentu mereka akan merugi. Bahkan, menurut Zia, kerugian Madura United bukan hanya soal mendatangk­an pemain anyar. Tetapi, karena mereka juga tetap membayar gaji skuadnya saat kompetisi terhenti.

’’Madura United minta pertanggun­gjawaban PT LIB. Kami sudah persiapan selama tiga bulan. Bahkan hari ini tim masih latihan. Sedangkan subsidinya juga distop. Klub wajib banyar pemain, kami uang dari mana. Kan tidak ada pemasukan,’’ tutur Zia.

’’LIB jangan cuma bisa kasih denda dan sanksi. Kami sudah persiapkan tim. Kalau tiba-tiba mereka yang menghentik­an, apa tanggung jawabnya?’’ lanjutnya.

Madura United juga akan bertindak tegas apabila keputusan final Liga 1 2020 dihentikan. Tak mau menambah banyak kerugian, tim asal Pulau Garam tersebut pun memilih membubarka­n tim.

Di sisi lain, jika kompetisi lanjut, Madura United juga mempertany­akan komitmen PT LIB dan PSSI untuk membayar subsidi kepada tim.

’’Karena di awal LIB menyampaik­an akan membayar subsidi sampai Februari. Kalau mundur satu bulan kan kami juga harus nambah dong. Nah, ini bagaimana?’’ kata Zia.

Presiden Klub PSHW Dhimam Abror juga mengungkap­kan hal senada. Jika dalam club meeting hari ini tidak juga ada kepastian, akhir Oktober tim akan dibubarkan. ’’Kalau besok (hari ini) gak ada kepastian, PWM Jatim juga akan menghentik­an dana ke PSHW,’’ ucap Abror.

Sementara itu, sudah melakukan persiapan maksimal mulai mendatangk­an pemain-pemain Liga 1 hingga jadi tuan rumah babak penyisihan Liga 2, PSMS Medan sangat berharap kompetisi bisa berjalan sesuai dengan yang dijanjikan PSSI dan PT LIB.

’’Selain meminta penjelasan, kami datang ke club meeting juga dengan misi,’’ papar Sekretaris PSMS Julius Raja.

Misi itu diwujudkan dalam tiga plan. Yakni, plan A, plan B, dan plan C. Julius menuturkan, plan A adalah meminta secara tegas agar kompetisi tetap dijalankan. Apa pun yang terjadi, kompetisi baik Liga 1 maupun Liga 2 musim ini harus terus digelar. ’’Tinggal masalah waktu, misalnya dilaksanak­an setelah pilkada. Jadi, kompetisin­ya musim 2020–2021,’’ terangnya.

Plan B, PSMS mengusulka­n kompetisi digelar akhir Desember. Waktu itu dirasa tepat. Selain setelah pilkada, sangat mungkin pandemi korona sudah mereda di Indonesia.

PSMS juga meminta penggajian pemain terhitung mulai Oktober sampai Desember harus diatur kembali dalam surat keputusan PSSI.

Plan C adalah soal kompetisi dihentikan. PSMS ingin PSSI dan LIB tidak lepas tangan jika memang kompetisi musim ini tidak bisa digulirkan. Harus ada perhatian khusus, terutama soal kontrak tim dengan para pemain. ’’Apakah ada kompensasi atau bagaimana,’’ tegasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia