Jawa Pos

Manfaatkan Sapu Lidi karena Menghasilk­an Goresan Estetis

Belajar membatik langsung kepada perajin batik menjadi kegiatan yang rutin dilakukan warga Jetis Kulon VIII, Kelurahan Wonokromo. Kegiatan itu membuat ibu-ibu di sana punya skill baru sekaligus lebih produktif di masa pandemi.

- NURUL KOMARIYAH,

Jawa Pos

RUMAH Moh. Huri yang rindang karena ditumbuhi pohon jambu selalu tampak ramai saban Minggu. Di sana ada lima belas ibu-ibu yang rutin datang. Tentunya dengan tetap berdisipli­n mengenakan masker dan menjaga jarak

J

Ya, di sana mereka tak sekadar bertamu. Tapi, berguru ilmu perbatikan kepada Huri yang sudah puluhan tahun malang melintang sebagai perajin batik.

Mereka belajar teknik menggambar motif batik hingga proses pewarnaann­ya. Semua diajarkan secara cuma-cuma. Huri mengatakan, belajar membatik sejatinya digagas sejak 2018. Namun, aktivitas itu sempat berhenti beberapa lama. Setahun kemudian, kelas membatik digiatkan lagi meski belum terlalu banyak peminat.

’’Nah waktu pandemi, benarbenar dirutinkan lagi belajarnya,’’ terang Huri saat ditemui di kediamanny­a pekan lalu.

Bapak tiga anak itu mengungkap­kan, banyak yang kesulitan saat diajari teknik batik tulis dengan menggunaka­n canting.

”Ribet katanya. Mending beli saja. Lantas saya berpikir, apa kira-kira teknik membatik yang mudah. Sehingga mereka tetap bisa belajar sesuai dengan kemampuann­ya,’’ imbuh alumnus Seni Rupa dan Kerajinan IKIP Surabaya (Unesa) itu.

Huri lalu teringat bahwa dirinya pernah mengkreasi­kan motif batik dengan memanfaatk­an sapu lidi. Dalam proses pembuatann­ya, sapu lidi dicelupkan ke lilin malam.

Lantas, sapu lidi tersebut digoreskan pada lembaran kain. Bisa juga diciprat-cipratkan hingga terbentuk motif seperti kumpulan titik-titik.

Sebagai variasi, Huri juga mengajarka­n kombinasi batik lidi dengan menggunaka­n bunga dan daun. Teknik lidi tersebut berhasil membuat ibu-ibu tertarik. Mereka beralasan lebih mudah. Apalagi untuk mereka yang sudah berumur dan kesulitan mencanting. ’’Mereka jadi lebih rajin buat belajar. Daripada ngerumpi dan stres di rumah, mending ngumpulngu­mpul nambah skill sama pemasukan,’’ paparnya.

Semangat mereka pun jelas terlihat saat bergotong royong membuat kain batik sendiri untuk seragam PKK.

Huri mengungkap­kan, lidi dipilih bukan hanya karena secara teknis mudah diterapkan bagi pemula. Tetapi, juga dianggap bisa mewakili ekspresi goresan yang estetis.

Dalam seni lukis, lanjut dia, lidi kerap dimanfaatk­an sebagai alat bantu. Untuk menghasilk­an goresan yang indah di atas kertas gambar maupun kanvas.

’’Setelah saya coba aplikasika­n untuk batik, ternyata bisa membuat kesan ekspresif. Apalagi kalau yang membuat itu punya insting, imajinasi, dan kepekaan yang bagus. Maka, hasil akhirnya bisa indah sekali,’’ ujarnya.

Menurut dia, sense of art atau kepekaan berimajina­si dalam menggoresk­an lidi di atas kain untuk motif batik itu bisa diasah. Caranya adalah dengan berlatih terus-menerus. Sehingga bisa tahu kapan harus tebal dan kapan harus tipis. Sekaligus tahu bagian yang harus ditata untuk lebih menonjolka­n goresan lidi.

Huri mengaku tidak takut tersaingi oleh ibu-ibu yang akhirnya jago membatik. Mengajari membatik justru semakin membuatnya bergairah mencari, menemukan, dan mengembang­kan ide-ide baru. ”Saya enggak khawatir dijiplak sama sekali.

Karena meniru motif batik tidak semudah itu. Apalagi hasil seni itu tidak bisa sama persis antara satu sama lain,’’ ucapnya.

Menurut Huri, tantangan terbesar mengajari warga sekitar adalah soal konsistens­i. Dia berharap semangat sekaligus ketekunan mereka yang belajar membatik tidak hanya musiman. Tapi, terus dijaga sampai nanti bisa merasakan rezeki tambahan dari menjual batik.

Dian Suci, istri Huri yang juga membantu mengajari warga untuk membatik, mengatakan bahwa mengajari ibu-ibu itu harus serius tapi santai.

’’Sambil guyon supaya enggak ada yang baper. Karena karakter orang kan beda-beda, ya. Tapi kalau sudah bisa sendiri, bisa dilepas,’’ ujar Dian.

Salah seorang warga Tutik Purwanings­ih mengungkap­kan bahwa kegiatan belajar membatik itu membuat waktu luang ibu-ibu di masa pandemi terisi dengan pengalaman baru dan kegiatan yang bermanfaat. ’’Betul-betul diajari dari awal pembuatan motif sampai proses akhir pewarnaan. Macammacam teknik lidi sampai membuat gradasi warna yang tidak cepat luntur. Juga bagaimana menghadirk­an feeling atau kreteg ati saat membatik,’’ ungkapnya.

 ?? DIPTA WAHYU JAWA POS ??
DIPTA WAHYU JAWA POS
 ?? DIPTA WAHYU JAWA POS ?? BERDAYAKAN LINGKUNGAN: Moh. Huri menunjukka­n batik karyanya. Foto kanan, setiap Minggu belasan ibuibu belajar membatik dengan menggunaka­n sapu lidi di rumah Moh. Huri.
DIPTA WAHYU JAWA POS BERDAYAKAN LINGKUNGAN: Moh. Huri menunjukka­n batik karyanya. Foto kanan, setiap Minggu belasan ibuibu belajar membatik dengan menggunaka­n sapu lidi di rumah Moh. Huri.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia