Pemkot Terus Tes Swab Guru SD-SMP
Persiapan Pembelajaran Tatap Muka
SURABAYA, Jawa Pos − Hingga kini, sistem pembelajaran dengan tatap muka di sekolah belum terealisasi. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tak ingin ambil risiko dengan memaksakan pembelajaran tatap muka di kondisi pandemi. Tarik ulur kebijakan terus berlangsung.
Sebelum proses belajar tatap muka di sekolah dilaksanakan, pemkot berupaya menekan dan memutus rantai persebaran Covid-19 di sektor pendidikan. Salah satunya memasifkan swab test (tes usap). Baik itu untuk tenaga pengajar SD maupun SMP.
Kepala SMP Negeri 63 Surabaya Amin mengatakan, pelaksanaan tes usap bagi para guru dan tenaga kependidikan (GTK) di wilayahnya telah selesai. Total ada 15 orang yang dites. Perinciannya, 7 GTK induk dan 8 orang non-induk. ’’Bersyukur sudah beres,” ujarnya kepada Jawa Pos.
Tes usap untuk para GTK SMPN 63 Surabaya dilaksanakan pada Jumat (9/10). Untuk hasilnya, para GTK perlu menunggu 7−10 hari. Amin berharap hasilnya baik.
Tidak ada yang positif.
Dia selalu mengingatkan agar para GTK tetap mematuhi prokes. Ketika di sekolah, lanjut dia, aturan pemakaian masker tetap berlaku hingga kini. ’’Tidak dilonggarkan. Karena untuk kepentingan bersama ini supaya sehat semua,” terangnya.
Sementara itu, perwakilan bidang kesiswaan SD Negeri Lidah Kulon I Joko Slamet Santoso juga mengatakan bahwa seluruh guru di sekolahnya telah dites usap. Tes tersebut berlangsung di Gelora Pancasila.
Tes perdana tersebut dilakukan pada bulan lalu. Untuk jumlah guru yang dites, Joko menyebutkan 55 orang. ’’Hasilnya, semua guru negatif,” katanya.
Seluruh aktivitas belajar, baik di SMPN 63 maupun SDN Lidah Kulon I, masih dilakukan dengan jarak jauh (online). Bahkan, penerimaan peserta didik baru (PPDB) pun dengan online. Orang tua murid tak diperkenankan ke sekolah. Bulan lalu tercatat ada 393 guru yang terpapar Covid-19 dari 3.082 spesimen. Namun di sisi lain, angka kesembuhan pasien Covid-19 terus meningkat hingga kini.