Jawa Pos

Perawatan Pasien Gangguan Jiwa Lintas Sektor dan Program

-

SURABAYA, Jawa Pos − Gangguan jiwa bukan sekadar masalah pasien. Namun, juga masalah keluarga, kelompok, dan masyarakat. Karena itu, dibutuhkan pengembang­an model holistik yang tidak hanya melihat dari masalah fisik, tetapi juga psikologis, sosial, spiritual, dan kultural.

Hal itu merupakan hasil riset Prof Dr Ahmad Yusuf Saiun SKp MKes, guru besar Fakultas Keperawata­n Universita­s Airlangga (Unair). Yakni, pengembang­an model holistik sangat dibutuhkan dalam perawatan pasien gangguan jiwa.

Yusuf mengatakan, gangguan jiwa yang paling umum adalah gangguan perilaku, perasaan yang diikuti oleh gejala-gejala fisik. Jadi, ketika gangguan tidur, makan, dan lain-lain itu mengakibat­kan gangguan fungsi pekerjaan, bisa muncul gangguan jiwa pada seseorang. ’’Rata-rata orang mengalami gangguan jiwa setelah mereka mengalami gangguan fungsi pekerjaan,” katanya.

Yusuf menuturkan, ada dua kelompok gangguan jiwa. Yakni, gangguan mental emosional dan gangguan jiwa berat. Nah, gangguan jiwa sangat berdampak pada bidang ekonomi.

Hal tersebut disebabkan orang dengan gangguan jiwa tidak dapat melakukan kegiatan secara produktif.

Sementara itu, mengatasi gangguan mental emosional tersebut harus dengan tindakan penguatan meaning of life. Tujuannya, orang itu tidak mudah cemas, marah, dan lainnya. ’’Itu sebabnya, butuh mengembang­kan penguatan spiritual. Nilai spiritual yang kami teliti adalah bersyukur, sabar, dan ikhlas,’’ tutur pria kelahiran 1967 tersebut.

Dalam lingkungan masyarakat, lanjut dia, masih terdapat stigma yang melekat pada orang dengan gangguan jiwa.

Selain itu, ada masalah lain seperti penerimaan keluarga terhadap orang dengan gangguan jiwa. ’’Masih banyak keluarga yang menelantar­kannya,’’ ujarnya.

Yusuf menjelaska­n, dari permasalah­an tersebut dapat disimpulka­n bahwa masalah kesehatan jiwa bukan hanya masalah pasien, tetapi juga masalah keluarga, kelompok, dan masyarakat. Hal itu membutuhka­n pengembang­an model holistik dalam perawatan pasien gangguan jiwa. ’’Penanganan masalah gangguan jiwa harus komprehens­if. Melibatkan semua pihak, lintas sektor, dan lintas program,” jelasnya.

Yusuf berharap masyarakat dapat mewujudkan kesehatan jiwa. Yakni, individu yang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Jadi, individu menyadari dengan kemampuan sendiri dan dapat mengatasi tekanan serta bekerja secara produktif.

’’Mudah-mudahan kita dapat mengatasi permasalah­an gangguan jiwa, minimal dapat meringanka­n pasien dan keluarga,” katanya.

 ?? SEPTINDA AYU/ JAWA POS ?? MODEL HOLISTIK: Prof Ahmad Yusuf Saiun menyampaik­an orasi ilmiah di Aula Garuda Mukti, Kampus C Unair.
SEPTINDA AYU/ JAWA POS MODEL HOLISTIK: Prof Ahmad Yusuf Saiun menyampaik­an orasi ilmiah di Aula Garuda Mukti, Kampus C Unair.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia