Pandemi, Angkot Uji Kir Juga Minim
Persentase Baru 74 Persen
SURABAYA, Jawa Pos – Jumlah angkot yang uji kir belum signifikan. Dari Agustus hingga Oktober sekarang, hanya terjadi kenaikan 5 persen. Banyak penyebabnya, bukan hanya pandemi, tapi juga imbas minimnya penumpang. Berbagai cara pun dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya. Salah satunya, gencar melakukan sosialiasi di setiap terminal.
Dari total 541 angkot. Saat ini terdapat sekitar 404 angkot yang telah melakukan dan lulus uji kir. Kini persentase keseluruhan mencapai 74 persen. ”Ada beberapa faktor yang membuat kondisi tersebut terjadi,” kata Kabid Angkutan Dishub Surabaya
Sunoto kemarin (12/10).
Salah satu yang menjadi penyebab adalah minimnya jumlah penumpang. Apalagi pada pendemi sekarang. Banyak pemilik angkot yang enggan melakukan uji kir. ”Terlebih angkot yang kondisinya kurang layak. Tentunya akan membutuhkan biaya yang cukup untuk uji kir,” paparnya.
Kondisi tersebut memang dilema. Jika tidak uji kir, izin trayeknya akan diberhentikan, sedangkan untuk uji kir pun butuh biaya. Sementara keadaan ekonomi belum pulih normal lagi. Namun, kalau dibiarkan, dikhawatirkan penumpang enggan naik angkot. Mengingat, pemilik tak lagi memperhatikan kondisi armadanya.
Karena itu, upaya yang dilakukan adalah memberikan pendampingan uji fisik secara gratis. Dengan begitu, mereka bisa tahu apa saja yang kurang sebelum ikut uji kir. ”Pemilik angkot juga bisa konsultasi dengan petugas,” kata Sunoto.
Cara lain yang dilakukan adalah sosialiasi. Dishub terus menjalin komunikasi dengan para komunitas sopir angkot. Tujuannya, mereka segera ikut uji kir. Sunoto menuturkan, pihaknya menggandeng para sopir angkot di setiap terminal. Upaya tersebut diharapkan bisa memberi pemahaman. Sebab, jika tidak dihiraukan, risikonya sangat merugikan. Yakni, surat izin trayek dicabut.