Kota Delta Menuju Zona Kuning
Pemkab Akan Kurangi Jumlah RS Rujukan
SIDOARJO, Jawa Pos – Saat ini Sidoarjo masih berada di zona oranye. Namun, jika dalam sehari rata-rata kasus yang meninggal karena Covid-19 hanya 1 orang dan jumlah kasus konfirmasi positif maksimal 20 orang sehari selama dua minggu, Sidoarjo akan berubah menjadi zona kuning.
Sebagai upaya menuju zona kuning, Pj Bupati Sidoarjo Hudiyono bersama jajaran forkopimda melakukan sidak di dua rumah sakit rujukan Covid-19. Yakni, RSUD Sidoarjo dan Rumah Sakit Anwar Medika Krian.
Dari hasil sidak kemarin, Hudiyono menyebutkan bahwa ada penurunan jumlah pasien yang dirawat. Di RSUD Sidoarjo, ada 76 pasien yang dirawat. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 persennya adalah pasien rujukan dari luar daerah. Sementara itu, di Rumah Sakit Anwar Medika, 5 di antara 22 pasien Covid-19 merupakan pasien rujukan dari Kabupaten Malang.
Karena semakin menurun, Pemkab Sidoarjo berencana mengurangi rumah sakit rujukan. Namun, itu masih membutuhkan kajian lebih lanjut.
Saat ini total ada 11 rumah sakit rujukan di Sidoarjo. Kebijakan pengurangan rumah sakit rujukan tersebut ada karena fakta di lapangan antara jumlah tempat tidur (TT) yang tersedia dan jumlah pasien yang dirawat memiliki rentang yang jauh. Misalnya, di RSUD Sidoarjo. Di sana menyediakan 175 (TT), yang terisi hanya 76 TT.
”Di rumah sakit rujukan lainnya kurang lebih juga sama,” kata Hudiyono.
Nah, pemkab juga berencana membatasi pasien dari luar daerah. Rencananya, ada pembatasan 5 persen. Namun, pembatasan pasien Covid-19 dari luar daerah maksimal 5 persen ini masih dikaji forkopimda. Jika usulan pengurangan RS rujukan dan pembatasan pasien luar daerah tersebut sudah diputuskan bersama, pihaknya akan mengusulkan ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Hudiyono menarget dalam dua minggu ini, ada perubahan angka yang mengarah pada zona kuning.
Senada, Ketua DPRD Sidoarjo Usman juga berharap adanya pengurangan rumah sakit rujukan. Pengurangan, jelas dia, akan sangat efektif dalam pengawasan dan evaluasi serta bisa fokus dalam penanganan. Jika target dalam dua minggu Sidoarjo berubah warna jadi zona kuning, pemkab akan mengusulkan ke pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Timur untuk menyelenggarakan sekolah tatap muka secara bertahap.